Imbal Hasil Obligasi AS Turun, Rupiah Menguat ke Rp14.272
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.272 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (7/5) pagi. Posisi tersebut menguat 0,32 persen dibandingkan perdagangan Kamis (6/5) sore di level Rp14.319 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,01 persen, dolar Taiwan menguat 0,03 persen, won Korea Selatan menguat 0,37 persen, dan peso Filipina menguat 0,19 persen.
Kemudian rupee India menguat 0,20 persen, yuan China menguat 0,01 persen dan ringgit Malaysia menguat 0,13 persen. Sebaliknya yen Jepang melemah 0,03 persen dan bath Thailand terpantau masih stagnan.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,10 persen, dolar Australia melemah 0,06 persen, dolar Kanada melemah 0,05 persen, dan franc Swiss melemah 0,06 persen.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini.
Penguatan didukung oleh imbal hasil obligasi (yield treasury) AS yang masih tertekan dan optimisme pemulihan ekonomi global.
“Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS. Yield Treasury AS masih berada di bawah 1,60 persen sehingga memberikan tekanan ke dolar AS,” ucapnya.
Di samping itu, hasil rapat moneter Bank Sentral Inggris semalam menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi Inggris tahun ini di atas level sebelum pandemi.
“Rupiah berpotensi menguat ke kisaran Rp14.300-14.280 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp14.350 per dolar AS,” pungkasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : JawaPos.com