RS di Jerman Setop Vaksin AstraZeneca ke Wanita Dewasa
Rumah sakit pemerintah Jerman, Charite dan Vivantes menghentikan sementara penggunaan vaksin corona AstraZeneca bagi wanita berusia di bawah 55 tahun.
Media Jerman Deutsche Welle melaporkan keputusan menghentikan itu dilakukan setelah adanya laporan efek samping pembekuan darah yang serius dan jarang terjadi.
Dalam beberapa kasus, pasien yang menerima vaksin AstraZeneca mengalami pembekuan darah yang tidak biasa di kepala. Dari sedikit kasus yang tercatat, wanita muda yang paling terpengaruh.
Beberapa negara Eropa sempat menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca awal bulan ini. Namun mereka telah melanjutkan kembali vaksinasi dengan AstraZeneca setelah regulator UE mengatakan suntikan itu aman untuk digunakan.
Seperti dikutip dari Reuters, sekitar 19.000 orang bekerja di rumah sakit Charite dan 17.000 di Vivantes, yang mengoperasikan klinik serta rumah perawatan.
Media Tagesspiegel mengatakan sekitar dua pertiga staf di Charite telah divaksinasi, dan 70 persen dari pekerja tersebut telah menerima satu suntikan vaksin AstraZeneca.
Baik Charite maupun Vivantes tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Sementara itu, komisi vaksin Jerman STIKO merekomendasikan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZenecabagi warga di bawah 60 tahun.
Hal itu menyusul semakin banyaknya laporan terkait penggumpalan darah yang dialami oleh kelompok muda yang telah divaksin.
Dilansir AFP, keputusan diambil “berdasarkan data yang tersedia saat ini terkait efek samping thromboembilic yang jarang terjadi tetapi sangat parah” bagi kelompok muda.
STIKO berniat untuk membuat rekomendasi baru pada akhir April terkait penanganan bagi warga di bawah 60 tahun yang telah menerima suntikan dosis pertama.
Rekomendasi penghentian penggunaan vaksin AstraZeneca telah diterapkan di Berlin dan Munich melalui pengumuman yang disampaikan pada hari Selasa (30/3) waktu setempat.
“Kami secara provinsi menghentikan vaksinasi menggunakan AstraZeneca bagi warga di bawah 60 tahun,” ujar Menteri Kesehatan Dilek Kalayci yang juga menyinggung soal “data baru terkait efek samping”.
Kalayci mengungkapkan langkah itu merupakan upaya antisipasi. Hingga kini, tidak ada kasus efek samping serius yang terjadi di Berlin.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia