Perang Armenia-Azerbaijan Tewaskan 98 Orang, PBB Desak Setop
Dewan Keamanan PBB mendesak Armenia dan Azerbaijan untuk segera menghentikan pertempuran di wilayah Nagorny-Karabakh. Perang tiga hari di perbatasan wilayah Azerbaijan yang memisahkan diri itu telah merenggut 98 nyawa.
Dewan Keamanan PBB melakukan pembicaraan darurat yang berlangsung secara tertutup pada Selasa (29/9) waktu setempat atas permintaan resmi dari Jerman dan Prancis.
Dalam pernyataan bersama, anggota DK PBB sepakat mendukung upaya Sekretaris Jenderal untuk segera menghentikan pertempuran, mengurangi ketegangan dan kembali ke meja negosiasi.
Para anggota DK PBB mengutuk keras penggunaan kekerasan dan menyesali hilangnya nyawa dan korban sipil.
Dalam pernyataan singkat, DK PBB menyatakan keprihatinannya atas laporan aksi militer skala besar di sepanjang Garis Kontak di zona konflik Nagorny-Karabakh.
Dewan menegaskan dukungan penuh untuk peran sentral ketua bersama Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) di Grup Minsk, Amerika Serikat, Rusia dan Prancis, yang telah menengahi upaya perdamaian.
Ia mendesak semua pihak untuk bekerja sama untuk dimulainya kembali dialog perdamaian.
Bentrokan sengit antara Armenia dan Azerbaijan pecah sejak Minggu (27/9). Kedua pihak saling tuduh sebagai pemicu konflik.
Hingga Selasa, jumlah korban tewas mencapai 98 orang, termasuk 84 pejuang separatis dan 14 warga sipil. Tapi masing-masing pihak mengklaim telah membunuh ratusan pasukan musuh.
Armenia dan Azerbaijan terlibat sengketa wilayah atas Karabakh selama beberapa dekade.
Nagorny-Karabakh merupakan bagian wilayah Azerbaijan yang dihuni oleh mayoritas etnis Armenia. Sejarah konflik dua pihak yang berada di wilayah Kaukasus ini sudah terjadi sejak perang Nagorno-Karabakh pada 1980 hingga 1994.
Usai keruntuhan Uni Soviet, wilayah ini memproklamasikan kemerdekaannya pada 1991. Namun, itu tak diakui dunia internasional. Referendum kemudian dilakukan pada 2017 dengan mayoritas mendorong kemerdekaan.
Negara-negara besar pun kembali tak mengakui hasilnya. Hanya kepada Armenia Karabakh bergantung.
Perundingan berlarut-larut yang dimediasi negara-negara besar hingga kini tetap tak menemui hasil signifikan. Gencatan senjata antara Karabakh dengan Azerbeijan terakhir terjadi pada 1994.
Sumber : medcom.id
Gambar : MataMataPolitik