Kelahiran Buah Hati Kiper Arema FC di Tengah Pandemi Virus Corona
Di tengah pandemi virus corona dan penghentian sementara kompetisi Shopee Liga 1 2020, kabar bahagia datang dari penjaga gawang Arema FC, Teguh Amirudin.
Penjaga gawang bernomor punggung 23 ini baru saja dikaruniai seorang putri yang diberi nama Ayleen Nabihan Najma Amirudin, hasil pernikahan dengan istri tercinta, Funica Rahma. Teguh mengatakan buah hatinya lahir pada tanggal 29 Maret 2020 lalu.
Sebagai suami dan bapak, Teguh merasa tegang selama proses kelahiran karena kala itu isu virus corona sedang kencang-kencangnya. “Ini pengalaman pertama saya, di samping itu istri saya SC (operasi sesar) juga.
Jadi saya harap-harap cemas,” kata Teguh kepada Kompas.com. “Apalagi saat itu pas lagi ramai-ramainya virus corona. Menjaga istri saja, tidak bisa bebas keluar-masuk rumah sakit,” ujar pemain asal Malang itu.
Teguh Amirudin bersyukur proses kelahiran berjalan dengan lancar. Putri cantiknya pun lahir dalam keadaan baik dan sehat, begitu pula sang istri.
“Alhamdulillah semua sehat, jadi lega,” ucap Teguh. Kini, dengan kelahiran si buah hati, kegiatan Teguh Amirudin bertambah. Selain rutin berlatih, dia juga menjalankan peran baru sebagai suami dan ayah siaga.
Bahkan, porsi latihan paginya sekarang bertambah karena harus menemani bayinya berjemur.
“Selama libur ini, saya sibuk momong. Menunggui anak, pagi berjemur sambil senam-senam ringan dan kalau sore ya latihan,” tutur Teguh.
“Untuk latihan sendiri di rumah, paling porsi standar untuk menjaga fisik dan juga dasar-dasar penjaga gawang,” ucap jebolan akademi Arema FC itu menambahkan.
Di sisi lain, kelahiran sang buah hati membuat Teguh semakin waspada dengan pandemi virus corona.
Terlebih lagi, imun bayi yang lemah sangat rentan terpapar virus corona.
Di daerah tempat tinggal Teguh, ada satu korban positif corona yang meninggal dunia.
Kini, dia pun semakin memperketat kegiatan di luar ruangan untuk menjaga kesehatan keluarganya.
“Saat ini saya lebih banyak di rumah, tidak keluar sama sekali. Kebetulan di desa sebelah, 3 kilometer dari rumah, ada yang positif dan meninggal.”
“Oleh karena itu, saya lebih baik di rumah, olahraga pun di rumah saja. Pokoknya sudah keluar keringat ya sudah cukup. Bahaya kalau keluar jauh-jauh,” ujar mantan kiper PS Tira Persikabo itu.
Sumber : kompas.com
Gambar : kompas.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]