Perang Dagang, Trump Berpikir Naikkan Tarif Lebih Tinggi
Gedung Putih menyebut ucapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah disalah artikan ketika Trump mengutarakan pemikirannya keduanya soal perang dagang dengan Beijing. Satu-satunya hal yang disesalkan Trump adalah dia tidak menaikkan tarif impor lebih besar.
Presiden Trump mengatakan pada media pada Minggu pagi, 25 Agustus 2019, bahwa dia memiliki pemikiran kedua soal perang dagang dengan Cina. Sayangnya media telah mengartikan salah jawabannya.
“Presiden Trump merespon dalam kalimat afirmatif karena dia menyayangkan tidak menaikkan tarif (impor) lebih tinggi,” kata humas Gedung Putih Stephanie Grisham, seperti dikutip dari rt.com, Senin, 26 Agustus 2019.
…unfair Trading Relationship. China should not have put new Tariffs on 75 BILLION DOLLARS of United States product (politically motivated!). Starting on October 1st, the 250 BILLION DOLLARS of goods and products from China, currently being taxed at 25%, will be taxed at 30%…
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 23, 2019
Perang dagang Amerika Serikat – Cina tidak didukung oleh seluruh sekutu Washington. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pertemuan G7 di Prancis mengutarakan ketidak setujuannya soal perang dagang ini kepada Trump dengan mengatakan Inggris mendukung perdamaian dagang dan memilih perdagangan bebas tarif ketimbang tarif impor yang terlalu mahal.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Presiden Trump mengatakan akan membalas Cina dengan menaikkan tarif impor barang – barang asal Cina menjadi 30 persen setelah Beijing memberlakukan tarif impor yang baru untuk Amerika Serikat. Tarif baru ini akan membuat produk impor Cina lebih mahal dan membebani konsumen AS.
Tarif-tarif itu, yang sebagian besar akan mengenai barang-barang konsumen dan mulai diberlakukan per 1 September 2019, meskipun sebagian besar barang masih akan bebas bea sampai 15 Desember nanti.
Sumber : tempo.co
Gambar : People
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,T
witter,Total”]