Fed Minutes Turunkan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga, Dolar AS Stabil
Dolar Amerika Serikat bertahan pada perdagangan Kamis (22/8/2019) setelah risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve menutup beberapa ekspektasi agresif bank sentral untuk serangkaian penurunan suku bunga.
Indeks dolar AS yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,015 poin atau 0,02 persen ke level 98,280 pada pukul 08.26 WIB.
Pada awal perdagangan hari ini, indeks dolar AS dibuka melemah 0,044 poin atau 0,04 persen ke level 98,251. Adapun pada akhir perdagangan Selasa kemarin, indeks dolar AS ditutup menguat 0,105 poin atau 0,11 persen ke level 98,295.
Mata uang Asia diperkirakan diperdagangkan dalam kisaran ketat pada hari Kamis menjelang pidato Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell di Jackson Hole pada hari Jumat untuk tanda-tanda seberapa jauh bank sentral AS siap menurunkan suku bunga.
Komentarnya menjadi perhatian khusus setelah inversi dalam kurva yield obligasi Treasury AS menyoroti risiko bahwa ekonomi AS mungkin jatuh ke dalam resesi. Sementara risalah Fed memicu beberapa harapan dovish, pasar masih secara luas mengharapkan penurunan suku bunga lebih lanjut karena perlambatan pertumbuhan.
“Imbal hasil mendukung dolar untuk saat ini, tetapi ini mungkin tidak berlangsung lama, terlebih setelah pidato Powell,” kata Junichi Ishikawa, analis valas senior di IG Securities, seperti dikutip Bloomberg.
“Pemotongan suku bunga tambahan benar-benar diperkirakan. Jika Powell terdengar agak hawkish, investor dapat melepas saham yang akan menekan dolar AS terhadap mata uang safe-haven seperti yen,” lanjutnya.
Pada pertemuan terakhir The Fed pada bulan Juli, bank sentral AS memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade menjadi 2,00-2,25 persen. Pertemuan Komite Pasar Terbuka (FOMC) The Fed berikutnya akan berlangsung pada 17-18 September mendatang.
Dalam risalah pertemuan terbaru, pejabat The Fed sangat terpecah atas apakah akan memotong suku bunga bulan lalu tetapi bersatu dalam keinginan untuk memberi sinyal bahwa mereka tidak berada di jalur pemotongan lebih lanjut.
Namun, pesan ini sepertinya bertentangan dengan Presiden AS Donald Trump, yang telah berulang kali menekan Powell untuk memangkas suku bunga secara lebih agresif.
Sumber : bisnis.com
Gambar : Business Today
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,T
witter,Total”]