Yen Melemah Lagi, Kecemasan Resesi Sudah Hilang?
Mata uang yen Jepang melemah melawan dolar Amerika serikat (AS) pada perdagangan Senin pagi (19/8/19), melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari sebelumnya.
Pada pukul 8:21 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 106,41 atau melemah 0,05%, setelah pada perdagangan Jumat melemah 0,24%, melansir data Refinitiv.
Melemahnya mata uang yang menyandang status aset aman (safe haven) ini memberikan gambaran sentimen pelaku pasar sudah mulai membaik dan kecemasan akan terjadinya resesi di AS mulai mereda.
Salah satu penyebab meredanya kecemasan resesi di AS adalah data ekonomi pada pekan lalu dirilis lebih bagus dari prediksi.
Data penjualan ritel bulan Juli AS dilaporkan tumbuh sebesar 0,7% sementara penjualan ritel inti (tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan) tumbuh 1%. Rilis tersebut lebih tinggi dibandingkan prediksi di Forex Factory sebesar 0,3% dan 0,4%.
Satu lagi data dari AS yakni aktivitas manufaktur wilayah Philadelphia, di mana angka indeksnya di bulan ini sebesar 16,8. Meski turun dari bulan sebelumnya 21,8, tetapi masih lebih tinggi dari prediksi Forex Factory sebesar 10,1.
Pascarilis data tersebut sentimen pelaku pasar mulai membaik terlihat dari pergerakan bursa saham AS yang menguat tajam di hari Jumat.
Pelau pasar juga menyambut baik komentar Presiden AS, Donald Trump, terkait perang dagang dengan China.
“Sepengetahuan saya, pertemuan pada September masih terjadwal. Namun yang lebih penting dari pertemuan itu, kami (AS dan China) terus berkomunikasi melalui telepon. Pembicaraan kami sangat produktif,” begitu ucapan Trump yang membuat pasar sedikit tenang, dikutip dari Reuters.
Asa damai dagang kembali menyeruak. Ada harapan perundingan dagang AS dan China di Washington pada awal September menuai hasil positif. Terbaru terkait isu resesi, Trump pada Minggu kemarin mengesampingkan hal tersebut akan terjadi di AS.
“Saya pikir kita tidak mengalami resesi, (ekonomi) kita bekerja sangat baik. Masyarakat kita menjadi lebih kaya. Saya memberikan pemotongan pajak yang besar dan mereka mendapat banyak uang” kata Trump kepada reporter, sebagaimana dikutip CNBC International.
Memang sinyal resesi yang digambarkan oleh inversi yield obligasi (Treasury) AS sadah tidak ada lagi sejak hari Jumat.
Inversi merupakan keadaan di mana yield atau imbal hasil obligasi tenor pendek lebih tinggi daripada tenor panjang. Dalam situasi normal, yield obligasi tenor pendek seharusnya lebih rendah.
Yield Treasury AS kini kembali normal, yen kehilangan daya tariknya sebagai safe haven dan berpeluang melemah pada perdagangan hari ini.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Japanese Station
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]