Perempuan Akan Pimpin Komisi Eropa
Mantan Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen mendapatkan persetujuan parlemen Eropa untuk menjadi Presiden Komisi Eropa dengan perjuangan yang lebih adil dan kekuasaan berbasis Eropa.
Von der Leyen merupakan perempuan pertama yang menduduki posisi Presiden Komisi Eropa. Politikus konservatif Jerman itu mendapatkan dukungan dari kubu anggota parlemen sosialis dan liberal, bersama dengan dukungan penuh dari kubu konservatif. Dia mendapatkan mandat untuk menghadapi isu seperti perubahan iklim, perdagangan, dan mempertahankan demokrasi di Uni Eropa.
Tantangan lain yang dihadapi Uni Eropa (UE) adalah tekanan dari perdagangan hingga Brexit (Britain Exit) dan erosi norma demokrasi yang menjadi beban besar bagi para pemimpin UE. Sebagai kepala eksekutif UE, von der Leyen akan mendapatkan tugas untuk memimpin negosiasi perdagangan, ekonomi, kebijakan iklim bagi 500 juta warga Eropa dan ketidakpercayaan dari perusahaan teknologi raksasa.
“Von der Leyen mendapatkan 383 suara melawan 327 suara,” ungkap Ketua Parlemen UE, David Sassoli, dilansir Reuters.
Dengan dukungan 52, von der Leyen mendapatkan margin kemenangan yang sangat tipis. Itu sepertinya menjadi tren ketika Jean-Claude Juncker yang juga hanya mendapatkan 56% suara, dan pendahulunya Manuel Barroso dengan 52% untuk mandate kedua.
Ketika ditanya tentang dukungan suara yang memiliki selisih minim, von der Leyen mengungkapkan dia akan bekerja sama dengan partai pro-Eropa untuk membentuk mayoritas yang stabil. Dia mengaku tidak mengetahui siapa yang memilih dirinya. Dia mengaku sangat sulit untuk mencapai dukungan mayoritas.
“Kepercayaan yang kamu berikan kepada saya adalah kepercayaan diri kamu yang kamu letakkan kepada Eropa. Kepercayaan diri kalian terhadap persatuan dan kekuatan Eropa, dari timur ke barat, dari selatan ke utara,” kata von der Leyen yang mengajukan pengunduran diri sebagai menteri pertahanan Jerman pada awal pekan lalu. “Itu akan menjadi tanggung jawab saya dan pekerjaan saya sejak sekarang,” ungkapnya.
Dia mengajak semua pihak untuk bekerja bersama secara konstruktf karena petualangan ini adalah persatuan dan kekuatan Eropa. Dia sendiri akan mulai memulai jabatan barunya pada 1 November mendatang.
Mengenai Brexit, von der Leyen akan memberikan kesempatan dan waktu lebih banyak kepada Inggris untuk bernegosiasi keluar dari UE. Dia mengakui akan terus bekerja dengan jalur konstruktif dengan PM baru Inggris nantinya. Namun, dia menolak memberikan komentar apakah dia memfavoritkan Boris Johnson atau menteri luar negeri Jeremy Hunt sebagai PM baru Inggris.
Anggota parlemen kubu Hijau yang menentang von der Leyen, mempertanyakan kemampuannya untuk melaksanakan janjinya. Beberapa rencananya harus mendapatkan dukungan negara-negara Eropa yang umumnya khawatir karena kekuasaannya dikurangi oleh kepemimpinan UE.
“Niat baik sendiri tidaklah cukup. Kita memilih berdasarkan agenda untuk perubahan. Kita tidak mendengar permintaan kunci kita mengenai proposal kongkret perubahan iklim,” kata Ketua Partai Greens Ska Keller.
Kubu kiri juga menentang von der Leyen. “Kita menentang kebijakan status quo von der Leyen yang memperkuat ketidaksetaraan dan membakar kelompok kanan jauh,” kata politikus kiri, Martin Schirdewan. Kelompok liberal Renew Europe dan kelompok sosialis dan democrat yang awalnya memberikan dukungan bagi von der Leyen, akhirnya mereka mengabaikan dukungan.
Sebelumnya, von der Leyen menjabarkan tentang program perubahan iklim untuk mendapatkan dukungan kubu sosialis dan liberal. Dia merencanakan untuk menjadikan Eropa sebagai benua yang netral iklim di dunia pada 2050. Dia meluncurkan kesepakatan ramah lingkungan untuk Eropa pada 100 hari pertamanya dia berkuasa.
Disambut Baik Pemimpin Dunia
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel mengucapkan selamat atas terpilihnya aliansinya sebagai Presiden Komisi Eropa. “Saya sangat senang karena seorang yang persuasive dan berkomitmen terhadap Eropa akan menjadi Presiden Komisi Eropa,” ujarnya.
Dia mengaku akan kehilangan menteri yang telah lama bekerja dengannya, namun Merkel mengaku mendapatkan mitra baru di Brussels. “Saya akan melihat kerja sama yang baik ke depannya,” ujar Merkel.
Presiden Komisi Eropa yang segera lengser Jean-Claude Juncker mengungkapkan tugas baru von der Leyen memiliki tanggung jawab dan tantangan besar. “Saya yakin kamu (von der Leyen) akan menjadi presiden yang hebat,” ujar Juncker.
Hal yang sama juga diungkapkan Perdana Menteri (PM) Swedia Stefan Lofven. Dia mengungkapkan saat ini, Eropa memiliki perempuan pada posisi yang penting. “Waktunya untuk melanjutkan pekerjaan pada isu yang krusial: pekerjaan, perubahan iklim, migrasi, dan keamanan di Eropa,” paparnya.
Kemudian PM Spanyol Pedro Sanchez mengucapkan selamat kepada von der Leyen. “Eropa harus bekerja ke depan. Saat ini, kita harus bekerja bersama, menangani isu dan tantangan dengan proyek bersama,” jelasnya.
Donald Tusk, Presiden Dewan Eropa, juga mengucapkan selamat kepada von der Leyen. Dia juga mengucapkan selamat kepada Eropa. Kemudian pemimpin Belgia yang akan menjadi pemimpin Dewan Eropa Charles Michel juga mengucapkan selamat kepada von der Leyen. “Marilah kita bekerja bersama untuk kepentingan seluruh Eropa,” ucapnya.
Sementara itu, beberapa media Jerman menyatakan mundurnya von der Leyen dari posisi menteri pertahanan sebagai kabar baik. Dia merupakan sekutu utama Merkel dan hanya satu-satunya menteri yang setiap menjabat sejak Merkel berkuasa pada 2005.
Nominasi masuknya von der Leyen dalam bursa kandidat presiden Komisi Eropa disebut merupakan kesepakatan di belakang ruangan di Brussels. Maklum, namanya tak pernah disebut-sebut sebagai kandidat kuat.
Menjelang pemungutan suara presiden Komisi Eropa, von der Leyen mendapatkan banyak kritik dari mitra koalisi Merkel yakni Partai Sosial Demokrat (SPD). Von der Leyen pun dianggap sebagai kandidat yang muncul karena adanya tawar menawar.
Sumber : sindonews.com
Gambar : Republika
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]