Perkasa dalam 3 Hari, Yen Jepang Libas Dolar AS
Mata uang yen Jepang kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (4/7/19). Penguatan kali ini ditopang oleh buruknya data tenaga AS yang dirilis Rabu kemarin.
Pada pukul 8:32 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 107,79/US$ atau menguat 0,06% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dalam 2 hari sebelumnya, yen juga menguat masing-masing 0,51% dan 0,06%.
Automatic Data Processing Inc. (ADP) melaporkan sektor swasta AS menyerap tenaga kerja sebanyak 102.000 orang pada bulan Juni. Jumlah tersebut memang menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan Mei sebanyak 41.000 orang.
Namun, angka di bulan Mei ini merupakan yang terendah sejak Maret 2010, sehingga kenaikan di bulan Juni terbilang mengecewakan, apalagi masih di bawah prediksi di Reuters sebanyak 140.000 orang.
Data dari ADP biasanya dijadikan acuan untuk memprediksi rilis data tenaga kerja AS versi pemerintah (non-farm payroll) yang dirilis hari Jumat (5/7/19) nanti.
Data tenaga kerja merupakan salah satu acuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk memutuskan kebijakan moneter yang diambil.
Buruknya data tenaga kerja nanti di hari Jumat bisa jadi akan memperbesar peluang The Fed memangkas suku bunga pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia).
Selain itu dolar juga mengalami tekanan setelah Presiden AS Donald Trump menominasikan Judy Shelton sebagai anggota dewan The Fed. Shelton merupakan penasehat ekonomi Presiden Donald Trump saat masa kampanye 2016 lalu, dan kini dinominasikan sebagai anggota dewan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Trump menominasikan Shelton bersama dengan ekonom The Fed St. Louis, Christoper Walter, melalui cuitannya di twitter pada Selasa waktu setempat.
Shelton merupakan tokoh yang sejalan dengan pemikiran Trump, penempatannya menjadi salah satu anggota dewan The Fed bisa jadi membawa misi penurunan suku bunga yang agresif.
Akibat besarnya peluang pemangkasan suku bunga, bursa saham AS terus mencetak rekor tertinggi, dan berimbas positif ke bursa Asia dan Eropa. Hal tersebut membuat penguatan yen menjadi tertahan.
Yen merupakan aset safe haven atau aset aman yang daya tariknya akan berkurang ketika aset-aset berisiko menguat.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Coin Revolution
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]