Kurs Tengah Melemah ke Rp15.193, Mayoritas Mata Uang di Asia Terdepresiasi
Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (8/10/2018) di Rp15.193 per dolar AS, melemah 11 poin atau 0,07% dari posisi Rp15.182 pada Jumat (5/10/2018).
Kurs jual ditetapkan Rp15.269 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp15.117 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp152.
Di pasar spot, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau melemah 50 poin atau 0,33% ke level Rp15.233 per dolar AS pada pukul 10.41 WIB.
Mata uang Garuda sebelumnya dibuka dengan pelemahan 11 poin atau 0,07% di level Rp15.194 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Jumat (5/10), rupiah berakhir melemah 4 poin atau 0,03% di posisi Rp15.183 per dolar AS.
Sementara itu, mata uang lainnya di Asia bergerak mayoritas melemah siang ini, dipimpin yuan China yang terdepresiasi 0,43% dan disusul baht Thailand yang melemah 0,42%.
Di sisi lain, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama, terpantau menguat 0,111 poin atau 0,12% ke level 95,735 pada pukul 11.04 WIB.
Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan pelemahan hanya 0,004 poin di level 95,620, setelah pada perdagangan Jumat (5/10) berakhir melemah 0,13% atau 0,127 poin di posisi 95,624.
Dilansir Reuters, dolar AS menguat setelah China melakukan langkah pelonggaran kebijakan dalam negeri, yang menyebabkan yuan melemah, meskipun tidak setajam yang diprediksi sebelumnya.
Bank Sentral China memangkas persyaratan pencadangan wajib, sebagai bagian dari upaya para pembuat kebijakan untuk menopang perekonomian domestik di tengah perang perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).
Rasio cadangan wajib (RRR), yang saat ini 15,5% untuk pemberi pinjaman komersial besar dan 13,5% untuk bank yang lebih kecil, akan dipangkas sebesar 100 basis point efektif mulai 15 Oktober, terang People’s Bank of China (PBOC) dalam pernyataannya pada Minggu (7/10/2018).
Sumber : market.bisnis.com
Gambar : Capital FM
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]