Mahasiswa Desak Edy Rahmayadi Mundur dari Ketua Umum PSSI
Mahasiswa mendesak Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI.
Desakan tersebut disampaikan lewat aksi yang akan digelar di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) pada Senin (1/10). Sedikitnya ada tiga poin yang para mahasiswa tersebut tuntut dalam aksi mereka.
Pertama, mereka mendesak Edy untuk turun sebagai ketum PSSI. Mahasiswa menilai mantan Pangkostrad tersebut tidak bisa mengatasi problem yang terjadi di sepak bola Indonesia hingga menimbulkan korban meninggal dunia.
Kedua, bilamana Edy tidak turun, dikhawatirkan PSSI akan diarahkan pada politik praktis 2019. Yang terakhir, mereka meminta kepada Menpora RI Imam Nahrawi untuk membekukan PSSI karena Edy dinilai telah gagal menciptakan iklim sepak bola yang sportif di tanah air.
“Setelah berkumpul di Tugu Tani, kami rencana ke Kemenpora bertepatan dengan agenda pertemuan Menpora dengan para pemangku kepentingan sepak bola sekitar pukul 12.00 WIB. Memang kami sengaja datangnya bersamaan dengan pertemuan tersebut, agar suara kami didengar,” kata Halid selaku ketua aksi dari Universitas Bung Karno kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon pada Senin (1/10).
“Kurang lebih 100 orang akan hadir, tapi kemarin ada beberapa rekan dari Perbanas mau gabung juga sama saya. Kami ini dari aliansi mahasiswa Jakarta, kalau ada yang dari luar mau gabung boleh saja. Intinya tiga poin tuntutannya itu,” katanya.
Halid mengatakan aksi ini bersifat merangkul atau solidaritas. Kalau lebih dari 100 orang yang datang, lanjut dia, lebih bagus.
“Harapannya mendatang ketum PSSI jadi lebih baik saja di kepemimpinan baru dan Kemenpora bisa seperti orang tua ke PSSI,” ucap dia.
Hingga Senin (1/10), lebih dari 82 ribu orang sudah menandatangani petisi Edy mundur dari Ketum PSSI di situs change.org.
Masalah petisi itu kembali muncul seiring tragedi tewasnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9). Padahal petisi itu sudah ada sejak Juli lalu saat Edy terpilih sebagai Gubernur Sumatra Utara.
Sebelumnya, Edy sendiri mengaku siap meninggalkan posisinya saat ini jika dianggap tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Hal itu diungkapkan dia dalam acara Mata Najwa di Trans7, Rabu (26/9).
“Satu orang pun kalau itu memang benar adanya gara-gara saya gubernur lalu terjadi itu pembunuhan, saya akan tinggalkan ini [posisi Ketua Umum PSSI]. Karena berarti saya tidak becus,” pungkas Edy.
Sumber Berita : cnnindonesia.com
Sumber foto : Change.org
[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]