Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Meleset Karena Impor
Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 sebesar 5,3 persen. Namun, ia menjelaskan masih ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari target karena adanya resiko yang merugikan atau downside risk. Risiko tersebut antara lain menurunnya impor akibat tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. “‘Downside risks’-nya adalah kemungkinan ‘growth’ bisa meleset ke 5,15 persen karena impor makin melemah akibat depresiasi rupiah.
Investasi dan konsumsi akan terpengaruh. Kalau itu terjadi, ekonomi turun ke 5,15 persen,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Kamis, 13 September 2018. Sri Mulyani mengatakan downside risk tersebut terjadi karena dipengaruhi impor. Ia berharap dengan impor yang rendah akan mendongkrak ekspor. “Jadi harusnya growthnya momentumnya cukup positif namun kita harus waspada dari sisi growth investasi yang selama ini diharapkan tumbuh di atas 7 persen,” ujarnya.
Namun, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen masih realistis melihat adanya gejolak eksternal. “Angka 5,3 persen tidak terlepas dari situasi yang bisa pengaruhi kondisi domestik perekonomian Indonesia yang dipengaruhi global,” ujarnya. Sebelumnya, BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2018 sebesar 5,27 persen. Pertumbuhan ekonomi ini di atas yang kami perkirakan kami 5,16 persen kan kuartal II, ini malah 5,27 persen jadi itu bagus,” ujar Sri Mulyani di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin 6 Agustus 2018. Sri Mulyani berujar pertumbuhan ekonomi itu bisa melebihi prediksi lantaran kuatnya konsumsi pada triwulan II 2018. Pertumbuhan konsumsi pada periode itu mencapai 5,14 persen.
Sumber Berita : tempo.co
Sumber foto : Kumparan.com
[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]