Topan Khanun Tewaskan 1 Orang di Korea Selatan, KBRI Seoul Rilis Imbauan untuk WNI
Topan Khanun memicu hujan deras di Korea Selatan pada Kamis 10 Agustus 2023, mengubah jalan menjadi sungai berwarna cokelat dan menyebabkan setidaknya satu orang tewas saat bergerak ke utara menuju pusat kota besar di dekat ibu kota.
Curah hujan lebih dari 30 cm turun di wilayah timur dan selatan setelah Topan Khanun mendarat pada Kamis pagi waktu setempat. Pekerja darurat menanggapi meningkatnya laporan banjir dan tanah longsor pada sore hari.
Lebih dari 16.000 orang, sebagian besar di wilayah selatan, dievakuasi dari rumah mereka saat petugas tanggap darurat menanggapi tanah longsor, rumah yang rusak akibat banjir, dan naiknya sungai. Sementara itu lebih dari 40.000 rumah terputus aliran listrik.
Para pejabat Korea Selatan (Korsel) menutup ratusan jalan bebas hambatan, jalan-jalan dan taman-taman umum serta mengirimkan peringatan teks peringatan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh Topan Khanun, yang melanda Korea Selatan beberapa minggu setelah hujan deras menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor yang menewaskan sedikitnya 47 orang.
Setelah mendarat sekitar pukul 09.20 pagi di dekat kota pelabuhan tenggara Geoje, Topan Khanun telah melewati Korea Selatan bagian tengah pada Kamis malam dan menuju ke wilayah metropolitan Seoul yang padat penduduk, tempat setengah dari 51 juta penduduk negara itu tinggal.
Topan tersebut membawa hujan lebat saat perlahan-lahan melanda ibu kota, kekuatannya berkurang saat bergerak ke pedalaman. Topan Khanun menghasilkan kecepatan angin maksimum 72 kilometer per jam (45 mil per jam), dibandingkan dengan sekitar 129 kilometer per jam (80 mil per jam) di titik pendaratan.
Topan diperkirakan bergerak ke Korea Utara Jumat pagi, tetapi peramal cuaca mengatakan wilayah Seoul yang lebih luas masih akan merasakan kekuatannya hingga Jumat sore.
Di antara wilayah Korea Selatan yang paling terpukul oleh Topan Khanun adalah kota pedalaman selatan Daegu, tempat petugas penyelamat menavigasi desa yang terendam dengan perahu karet, mencari penduduk yang mungkin tertinggal.
Seorang pria berusia 67 tahun yang ditemukan tidak sadarkan diri di dekat sungai yang meluap kemudian dinyatakan meninggal di rumah sakit, menurut Lee Ga-yeon, seorang pejabat di pemadam kebakaran Daegu. Pekerja darurat kota sedang mencari orang lain yang tersapu ke sungai saat menggunakan kursi roda.
Melihat situasi tersebut, KBRI Seoul mengeluarkan imbauan mengutip situs safekorea.go.kr. Berikut ini isi Pedoman Aksi Nasional Menghadapi Badai Topan di Korea Selatan tersebut:
1. Hindari daerah berbahaya seperti daerah rawan longsor
2. Tutup pintu/jendela rumah dan hindari aktivitas di luar rumah
3. Hindari daerah rawan banjir seperti anak sungai, tepi sungai, dan daerah pesisir
4. Pendaki gunung dan lembah untuk mengungsi ke tempat yang aman
5. Hindari lokasi konstruksi/pembangunan gedung/rumah
6. Di daerah pedesaan, tidak perlu berkunjung ke daerah pertanian/tepian sawah/saluran air
Selain itu, pihak KBRI Seoul seperti dikutip dari Instagram indonesiainseoul, meminta warga negara Indonesia (WNI) untuk selalu siaga dan mengikuti petunjuk keamanan dari pihak berwenang.
“Dalam keadaan darurat silakan menghubungi kepolisian terdekat, nomor darurat 119 atau hotline darurat KBRI Seoul di nomor: 010-5394-2546,” jelas pihak KBRI.
Sumber : Liputan6.com
Gambar : DetikNews