Tiongkok Kembali Tunjuk Wang Yi sebagai Menlu Gantikan Qin Gang
Tiongkok mencopot Menteri Luar Negeri Qin Gang dari jabatannya pada hari Selasa, 25 Juli 2023, dan menggantikannya dengan pendahulunya, Wang Yi, dalam sebuah langkah yang telah memicu desas-desus tentang kehidupan pribadi serta persaingan politik di jajaran elite Partai Komunis Tiongkok.
Dalam pengumumannya di berita malam nasional, kantor berita CCTV tidak memberikan alasan atas pencopotan Qin. Ia menghilang hampir sebulan lalu, dan Kementerian Luar Negeri Tiongkok tidak memberikan informasi tentang statusnya.
Langkah ini sesuai dengan pendekatan standar Partai Komunis Tiongkok terhadap masalah pribadi dalam sistem politik Negeri Tirai Bambu, di mana media dan kebebasan berbicara sangat dibatasi.
Kemenlu Tiongkok tidak memberikan komentar dalam konferensi pers hariannya pada hari Selasa kemarin. Langkah itu dilakukan di tengah reaksi negara-negara dunia terhadap kebijakan luar negeri Tiongkok yang semakin agresif, di mana Qin adalah pendukung utamanya.
Menambah misteri seputar pencopotan Qin, pencopotannya telah disetujui dalam pertemuan Komite Tetap legislatif Tiongkok, yang biasanya berkumpul pada akhir bulan.
Qin terakhir kali muncul di depan kamera pada pertemuan dengan Menlu Sri Lanka di Beijing pada 25 Juni. Kemenlu Tiongkok pada satu titik menyatakan ketidakhadiran Qin diakibatkan kesehatan yang buruk, tetapi dengan cepat menghapus pernyataan tersebut dari transkrip konferensi pers resminya. Sejak itu, ketidakhadiran Qin hanya disebutkan “tidak ada informasi untuk dilaporkan.”
Wang Yi sebelumnya menjabat sebagai diplomat top Tiongkok dalam kapasitasnya sebagai kepala kantor urusan luar negeri partai. Tanpa pesaing kuat lainnya, tampaknya ia akan mempertahankan posisi itu, setidaknya dalam jangka pendek.
Perombakan jajaran diplomatik Tiongkok tidak segera menunjukkan perubahan dalam kebijakan luar negerinya, termasuk dukungan berkelanjutan untuk perang Rusia melawan Ukraina. Namun, Wang Yi juga tetap mengikuti berusaha mengikuti langkah Amerika Serikat untuk menghidupkan kembali hubungan yang sempat terbelah atas isu perdagangan, hak asasi manusia, teknologi, klaim teritorial Taiwan dan Tiongkok di Laut Cina Selatan.
Di awal kariernya, Qin pernah menjabat sebagai juru bicara Kemenlu Tiongkok, di mana ia dikenal sebagai tokoh yang gamblang dalam mengkritik Barat dan menolak semua tuduhan terhadap Tiongkok. Sikap itu kemudian dikenal sebagai diplomasi “prajurit serigala,” istilah yang diambil dari nama sebuah franchise film nasionalis Tiongkok.
Sumber : medcom.id
Gambar : Pikiran Rakyat Bekasi