Pertemuan Informal dengan Myanmar, Menlu Thailand: Semua Senang
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Thailand, Don Pramudwinai mengatakan, pertemuan informal terbaru dengan beberapa perwakilan negara Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan mitra dialog blok tersebut menghasilkan “beberapa kemajuan”. Namun, Don menolak mengungkapkan langkah yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan yang diadakan di Pattaya pada Senin kemarin itu, diselenggarakan oleh pemerintah sementara dalam upaya menemukan solusi yang dipimpin ASEAN untuk krisis di Myanmar.
Ini terjadi setelah pertemuan yang diadakan di Phnom Penh tahun lalu, di mana Thailand berjanji untuk menemukan solusi damai bagi masalah di negara tersebut.
Menurut laporan Kyodo News, pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari sembilan negara, tujuh di antaranya adalah anggota ASEAN. Indonesia, Singapura, dan Malaysia menolak untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut.
Namun, Tiongkok dan India mengirimkan perwakilan untuk pembicaraan tersebut.
“Semua orang senang dengan pertemuan hari ini. Kami menjelajahi banyak masalah, termasuk situasi saat ini di sepanjang perbatasan, penipuan, dan kejahatan transnasional lainnya,” kata Don, dilansir dari Bangkok Post, Selasa, 20 Juni 2023.
“Masalah yang kita bicarakan bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan,” katanya.
Hasil Pertemuan tak Diungkapkan
Ia menolak mengatakan langkah konkrit apa yang disepakati dalam pertemuan itu.
Ditanya apakah hasil pertemuan hari Senin akan dibawa ke Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN mendatang dan diskusi terkait lainnya, seperti Forum Regional ASEAN bulan depan, Don mengatakan, dia belum mempertimbangkannya.
Di Bangkok, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha menanggapi kritik tentang pertemuan tersebut. Ia mengatakan, Thailand perlu mengangkat masalah ini demi kepentingan ASEAN secara keseluruhan.
“Dulu, kita hanya melihat satu sisi dari masalah. Saya pikir kita harus berada di jalur yang benar, jadi kita telah melanjutkan kebijakan kita sendiri untuk tetap sejalan dengan resolusi Asean terkait Myanmar,” ujarnya merujuk pada janji yang dia buat di Phnom Penh tahun lalu.
Prayut mengatakan, Negeri Gajah Putih ini harus lebih proaktif dalam masalah ini karena negara itu berbatasan dengan Myanmar, yang memiliki sejarah berabad-abad yang lalu.
“Thailand perlu membahas masalah ini tanpa bias karena kami mengandalkan Myanmar untuk sebagian pasokan minyak dan gas kami, demi rakyat dan negara kami, katanya. Jika masalah ini tidak diselesaikan, itu juga akan berdampak pada sektor ketenagakerjaan,” pungkasnya.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id