Gelombang Panas Terjang Bangladesh, Suhu Melonjak 41 Derajat Celsius
Gelombang panas menerjang Bangladesh dan menyebabkan penutupan sejumlah Sekolah Dasar (SD) hingga ancaman pemadaman listrik.
Badan Meteorologi Bangladesh menyatakan suhu maksimal bisa mencapai 41 derajat celsius. Mereka memperingatkan cuaca panas tak menunjukkan segera berakhir, seperti dikutip Reuters, Selasa (6/6).
Sejumlah pengamat menduga krisis iklim berkontribusi terhadap lama waktu gelombang panas selama musim semi.
Merespons cuaca panas ini, Menteri Energi, Mineral, dan Sumber Daya Mineral, Nasrul Hamid, mengatakan Bangladesh akan menghadapi pemadaman listrik hingga lebih dari dua pekan.
Langkah itu ditempuh karena kekurangan bahan bakar memicu penghentian beberapa unit pembangkit listrik, termasuk pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar Bangladesh.
“Karena krisis energi global dan lonjakan pasar uang yang belum pernah terjadi sebelumnya, kami menyampaikan hal yang tak diinginkan,” kata Hamid di Facebook.
Gelombang panas muncul saat Bangladesh bergulat dengan pemadaman listrik dalam beberapa bulan terakhir.
Suhu yang tinggi dan pemadaman listrik membuat hidup warga yang hanya mampu mendinginkan diri dengan kipas angin, kian sengsara.
“Cuaca hari ini sangat panas tetapi pemadaman listrik dalam waktu lama menambah kesengsaraan kami,” kata penjaga toko di Dhaka, Mizanur Rahman.
Cuaca panas juga membuat warga ramai-ramai mencari perawatan medis.
Salah satu petugas medis di timur laut Bangladesh, Shafiqul Islam, mengatakan mendapat banyak pasien yang mengalami heat stroke.
“Kami mendapat banyak pasien yang mengalami heat-stroke [serangan panas] atau masalah yang berkaitan dengan panas,” kata Islam.
Menanggapi gelombang panas di Bangladesh, pihak berwenang mengimbau penduduk untuk tetap di rumah dan mengonsumsi air lebih banyak.
Namun, gelombang panas dalam jangka waktu lama diikuti pemadaman listrik menyebabkan kekurangan air di banyak tempat.
“Kekurangan air dan cuaca panas mencekik kami,” kata Mohammad Sultan.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia