Imbas Hasil Obligasi AS Melemah, Rupiah Bangkit ke Rp14.913 per Dolar
Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.913 per dolar AS pada Senin (22/5) pagi. Mata uang Garuda menguat 17 poin atau 0,11 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,10 persen, baht Thailand menguat 0,26 persen, peso Filipina menguat 0,39 persen, won Korea Selatan menguat 0,35 persen, dan yuan China menguat 0,36 persen.
Sedangkan dolar Singapura terpantau stagnan pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Senada, mata uang utama negara maju juga menguat. Tercatat euro Eropa menguat 0,14 persen, poundsterling Inggris menguat 0,14 persen, dan franc Swiss menguat 0,17 persen. Lalu, dolar Australia menguat 0,07 persen, dan dolar Kanada menguat 0,07 persen.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah bakal menguat pada pembukaan perdagangan pagi ini. Penyebabnya adalah pelemahan dolar AS karena turunnya imbal hasil obligasi AS.
“Namun penguatan akan terbatas mengingat masalah debt-ceiling yang masih belum terselesaikan,” kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bakal bergerak di rentang Rp14.850 hingga Rp14.950 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Kompas.com