Korban Topan Mocha di Myanmar Bertambah, 6 Orang Tewas 700 Terluka

Tim penyelamat telah mengevakuasi setidaknya 1.000 orang yang terjebak air laut setelah Topan Mocha menerjang Myanmar barat, yang sejauh ini telah menewaskan enam orang dan melukai ratusan lainnya.

Dampak buruk angin kencang yang dibawa Topan Mocha melukai 700 dari sekitar 20.000 orang yang berlindung di tempat-tempat penampungan di dataran tinggi kotapraja Sittwe, seperti biara, pagoda, dan sekolah, menurut pemimpin Asosiasi Filantropi Pemuda Rakhine.

Air laut mengalir deras ke lebih dari 10 kawasan dataran rendah di dekat pantai, saat Topan Mocha mendarat di negara bagian Rakhine pada Minggu sore. Warga mengungsi ke atap rumah dan lantai yang lebih tinggi, sementara tiupan angin kencang dan banjir menghambat penyelamatan.

Ketinggian air masih sekitar 1,5 meter di beberapa daerah dilanda banjir di Rakhine hingga Senin malam. Penyelamatan baru bisa dilakukan saat angin mereda di pagi hingga siang hari.

Dikutip dari laman The New Daily, Selasa, 16 Mei 2023, enam kematian dilaporkan media lokal Myanmar dan kelompok penyelamat. Sejumlah korban luka juga dilaporkan di negara tetangga Bangladesh, yang terhindar dari dampak langsung Topan Mocha.

Topan Mocha mendarat di dekat Sittwe, ibu kota Rakhine, dengan kecepatan angin hingga 209 kilometer per jam, kata Departemen Meteorologi Myanmar. Senin kemarin, Topan Mocha telah melemah menjadi depresi tropis, menurut Departemen Meteorologi India.

Dewan Administrasi Negara telah mengeluarkan deklarasi bencana untuk 17 kotapraja di negara bagian Rakhine.

Angin kencang menghancurkan sejumlah menara telekomunikasi di Rakhine. Beberapa video yang dikumpulkan media lokal juga memperlihatkan terjangan banjir dan tiupan angin kencang di negara bagian tersebut.

Kantor informasi militer Myanmar mengatakan, Topan Mocha telah merusak rumah dan trafo listrik di Sittwe, Kyaukpyu, dan Gwa. Sejumlah atap bangunan juga terbang ditiup angin di Kepulauan Coco, sekitar 425 km dari kota Yangon.

Sebelumnya, para relawan mengatakan bahwa tempat penampungan di Sittwe tidak memiliki cukup makanan, setelah lebih banyak warga berdatangan mencari bantuan.

Seorang pejabat pemerintah Bangladesh, Enamur Rahman, mengatakan bahwa dampak kerusakan masih dinilai, tetapi sekitar 2.000 rumah telah hancur dan 10.000 lainnya rusak di Pulau Saint Martin dan Teknaf di distrik Cox’s Bazar.

 

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *