Kilau Emas Meredup, Ini Penyebabnya!
Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kenaikan selama tiga hari berturut-turut. Penyebabnya karena dolar AS menguat menyusul pernyataan hawkish pejabat Federal Reserve, namun logam kuning masih bertahan di atas level psikologis USD 2.000 per ounce.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok USD 39,50 atau 1,92 persen menjadi ditutup pada USD 2.015,80 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di USD 2.061,60 dan terendah sesi di USD2.006 per ounce.
Dolar AS menguat setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller, salah satu hawkish terbesar bank sentral pada suku bunga mengatakan dia menginginkan lebih banyak pengetatan moneter meskipun ada bukti bahwa inflasi di Amerika Serikat turun dari tertinggi empat dekade.
Menurut dia, kebijakan moneter harus tetap ketat untuk jangka waktu yang cukup lama, dan lebih lama dari yang diantisipasi pasar. Suku bunga yang lebih tinggi menguntungkan dolar, sementara emas yang merupakan aset lindung nilai, tidak memberikan imbal hasil apa-apa.
“Dalam jangka pendek, emas bisa tetap sangat fluktuatif di kedua arah di sini,” kata Analis Platform Perdagangan Daring OANDA Ed Moya dikutip dari Antara, Sabtu, 15 April 2023.
Terlepas dari kemunduran terbaru emas, Moya mengatakan ada cukup alasan bagi investor untuk tetap positif di aset safe haven ini.
“Komentar hawkish Fed meningkatkan risiko bahwa Fed dapat melakukan lebih banyak pengetatan setelah Mei dan suku bunga mungkin perlu tetap lebih tinggi lebih lama,” tambahnya.
“Agar inflasi dapat ditaklukkan, kita perlu melihat kesulitan ekonomi dan itu akan mendukung kasus bullish untuk emas.” tegas dia.
penyebab resesi
Sementara itu, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNBC bahwa resesi AS mungkin terjadi karena kenaikan tajam suku bunga Federal Reserve selama setahun terakhir menyaring sepenuhnya perekonomian. Dia mendesak bank sentral untuk berhati-hati dalam mengambil kebijakan.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa satu lagi kenaikan suku bunga seperempat poin persentase dapat memungkinkan Federal Reserve untuk mengakhiri siklus pengetatannya dengan keyakinan bahwa inflasi akan terus kembali ke target bank sentral 2,0 persen.
Impor turun
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa harga impor AS turun 0,6 persen pada Maret setelah tergelincir 0,2 persen yang direvisi pada Februari, jauh lebih besar dari yang diharapkan. Harga impor AS anjlok 4,6 persen secara tahun ke tahun.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS turun satu persen pada Maret secara bulan ke bulan. Ini lebih curam dari penurunan 0,4 persen yang diperkirakan, dan di atas penurunan 0,2 persen yang direvisi pada bulan sebelumnya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 46,50 sen atau 1,79 persen, menjadi ditutup pada USD25,46 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot USD11,50 atau 1,08 persen, menjadi menetap pada USD1.054,00 per ounce.
Sumber : medcom.id
Gambar : okezone economy