Pupuk Indonesia Akan Bangun Pabrik NPK di Cikampek dan Bontang
SVP Corporate Secretary PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengungkapkan pihaknya bakal membangun dua pabrik pupuk NPK di Cikampek, Jawa Barat dan Bontang, Kalimantan Timur dalam waktu dekat.
“Dalam waktu dekat akan bangun dua di Cikampek dan Bontang untuk pupuk NPK, NPK nitrat based,” ujarnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/3).
Wijaya mengatakan hal itu dilakukan guna meningkatkan kapasitas produksi pupuk NPK. Meski demikian, ia tidak mengungkapkan secara detail terkait kapan waktu pembangunan dimulai dan berapa anggaran yang disiapkan.
Wijaya hanya menyebut kedua pabrik itu nantinya masing-masing akan memiliki kapasitas produksi sebesar 100 ribu ton per tahun.
Tak hanya untuk pupuk NPK, Wijaya juga mengatakan ke depannya Pupuk Indonesia juga akan membangun pabrik baru untuk pupuk urea. Adapun pabrik baru itu rencananya akan dibangun di Palembang, Sumatera Selatan dan di Papua Barat.
“Golnya itu bukan semata-mata (meningkatkan) kapasitas, tapi mengefisiensikan gas. Pabrik makin tua makin boros gas,” imbuh Wijaya.
Anak perusahaan Pupuk Indonesia, PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM), sebelumnya juga telah membangun pabrik pupuk NPK di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhoksumawe, Aceh senilai Rp1,7 triliun.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengungkapkan nilai investasi sekitar Rp1,7 triliun itu meliputi pembangunan pabrik dan fasilitas pendukungnya seperti dermaga, gudang, dan lain-lain.
Ia mengatakan pabrik tersebut berkapasitas 500 ribu ton per tahun dan akan menambah produksi nasional hingga 3,5 juta ton per tahun.
“Kehadiran pabrik NPK PIM menambah produksi NPK Pupuk Indonesia Grup menjadi sekitar 3,5 juta ton per tahun,” kata Bakir dalam keterangan tertulis, Senin (13/2) lalu.
Menurutnya, produk pupuk dari pabrik NPK PIM ini dapat membantu memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh, termasuk juga untuk kebutuhan pupuk non-subsidi.
Sementara itu, dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hampir semua negara di dunia saat ini mengalami krisis pangan yang disebabkan oleh mahalnya harga pupuk akibat perang Rusia-Ukraina.
“Akhir-akhir ini setiap saya ke desa dan sawah bertemu para petani selalu ada keluhan tentang pupuk, apalagi pupuk bersubsidi. Kebutuhan pupuk (NPK) di Indonesia 13,5 juta ton sementara yang dipenuhi baru 3,5 juta,” kata Jokowi.
Selain membangun pabrik pupuk baru, PIM juga mengoperasikan kembali Pabrik Urea PIM-1 berkapasitas 570 ribu ton. Menurut Jokowi, pabrik ini sempat lama tidak beroperasi karena sulitnya pasokan gas.
“Lalu saya tugaskan Menteri BUMN untuk menjalankan. Soal kebutuhan gas, nanti kita carikan sehingga kendala pupuk bisa diatasi karena bagaimanapun juga pupuk merupakan kebutuhan dasar kita,” sambungnya.
Pembangunan pabrik NPK PIM ini diperkirakan mampu memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat Aceh dan diproyeksikan menambah PDRB Aceh sebesar 4,13 persen.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : swa.co.id