Reli Dolar AS Terhenti, Bagaimana Mata Uang Lainnya?
Dolar AS diparkir di bawah puncak baru-baru ini di awal sesi Asia perdagangan Selasa, 21 Februari 2023. Reli tiga minggu memudar dan pedagang menunggu data ekonomi untuk mencari tahu apakah itu diperlukan untuk mendorong dolar naik lebih jauh.
Data tenaga kerja AS yang kuat dan inflasi yang kaku telah meningkatkan ekspektasi suku bunga AS dan mendukung reli dolar sejauh bulan ini. Data manufaktur Eropa dan AS dan indeks harga inti PCE pada Jumat, 24 Februari 2023, akan memandu langkah selanjutnya.
Indeks dolar AS telah naik tiga minggu berturut-turut untuk kenaikan sekitar 1,7 persen hingga Februari sejauh ini, tetapi telah stabil di 103,86, turun dari tertinggi enam minggu di 104,67 yang dicapai pada Jumat, 17 Februari 2023. Setelah liburan Hari Presiden di Amerika Serikat, dolar berdiri stabil di 132,24 yen dan 1,0687 dolar per euro.
“Ketidakmampuan euro dan dolar AS untuk mendorong lebih rendah setelah menembus di bawah 1,0650 dolar agak memperbesar pasar valas bagi saya,” kata Ahli Strategi Societe Generale Kit Juckes dikutip dari Antara, Selasa, 21 Februari 2023.
“Ada dua alasan mengapa kenaikan dolar macet,” tambahnya. Dia mencatat bahwa perkiraan pertumbuhan Eropa dan AS cenderung sejalan dan perbedaan ekspektasi suku bunga relatif menyempit.
“Saya menduga kekuatan dolar yang lebih signifikan akan membutuhkan pasar berjangka Dana Fed untuk mulai menetapkan perkiraan kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Maret,” katanya, dikutip dari Reuters.
Dana Fed berjangka saat ini menyiratkan sekitar 16 persen peluang untuk itu, sementara di Eropa kenaikan 50 basis poin pada Maret telah diperkirakan. Di tempat lain, pasar mata uang secara luas stabil.
Kekuatan dolar Australia
Kenaikan harga minyak dan yuan Tiongkok yang stabil memberikan dukungan kepada dolar Australia yang duduk di 0,6920 per dolar AS karena para pedagang menunggu rilis risalah dari pertemuan Februari bank sentral Australia.
Pelaku pasar memperkirakan kenaikan 50 basis poin untuk membawa suku bunga acuan Selandia Baru menjadi 4,75 persen dan juga mempertimbangkan dampak ekonomi dari Topan Gabrielle.
“Karena pasar mempertimbangkan biaya pembangunan kembali dan dampak yang mungkin terjadi pada inflasi, aliran asuransi, dan pengeluaran infrastruktur, hal itu dengan cepat menjadi pendorong potensial penguatan dolar Selandia Baru yang berkelanjutan,” kata analis ANZ.
Sterling stabil di 1,2042 dolar. Semalam krona Swedia melonjak karena inflasi menjadi kuat dan risalah bank sentral menunjukkan pembuat kebijakan bersiap untuk terus mendaki.
Bitcoin mendapat dukungan setelah regulator pasar Hong Kong menerbitkan aturan yang diusulkan untuk melisensikan bursa kripto, dilihat sebagai langkah untuk mendorong pengembangan kota itu sebagai pusat kripto.
Sumber : medcom.id
Gambar : Pikiran Rakyat