Pelteras, Grup Post-Punk asal Jakarta Rilis 3 Single Sekaligus
Pelteras, kuartet post-punk/deathrock asal Jakarta, resmi meluncurkan single terbaru. Tidak hanya satu, band yang diperkuat oleh Techa Aurellia (vokal), Adam Pribadi (gitar), Achmad Raditya (drum), dan Adam Bagaskara (bass) ini merilis tiga single sekaligus yang berjudul “Palang”, “Diadem”, dan “Sarang/Kubangan”.
Ini menjadi perilisan perdana Pelteras sejak terakhir kali merilis karya pada 2016 lalu. Sebelumnya, pada 2016 Pelteras merilis single “Meranggas” dalam format digital dan kemudian pada 2017 melepas kaset single “Meranggas/Pusaran” yang dirilis oleh Lawless Jakarta Records.
“Tiga lagu ini kami pilih karena dianggap dapat mewakilkan seluruh sudut suara dari album penuh pertama Pelteras yang akan datang. Selain ‘Palang’ dan ‘Diadem’ yang hampir selalu kami bawakan live sejak 2017, maxi single ini juga menghadirkan ‘Sarang/Kubangan’ yang baru kami bawakan di tahun ini, slow dance track ala Pelteras sebagai hadiah untuk teman-teman yang selama ini mengikuti pertunjukan kami tanpa ada lagu baru,” tukas Achmad Raditya, dilansir dari keterangan pers.
Sedangkan Techa Aurellia menambahkan bahwa materi-materi tiga single ini sebenarnya sudah hampir rampung sejak 2019 lalu.
“Kemudian masuk masa pandemi, kami jadi lebih fokus kepada diri masing-masing; baik dalam urusan personal maupun project musik yang lain. Setelah akhirnya menemukan dan bertemu satu sama lain lagi, akhirnya kami mencari momen yang tepat untuk merilis maxi single,” kata Techa.
Berbicara tentang proses kreatif ketika menggarap “Palang”, “Diadem”, dan “Sarang/Kubangan”, Adam Pribadi mengungkapkan bahwa hal yang menarik dari sudut pandangnya adalah komunikasi bermusik di antara keempat personel Pelteras.
“Contohnya ‘Diadem’. Itu gue punya draft gitar terus sisanya ditambahkan oleh mereka, lirik dari Adam Bagaskara, isian drum dari Deje—sapaan akrab Achmad Raditya, dan nada vokal dari Techa. Semua sesuai sama konsep yang gue bayangin buat lagu ini,” ujar Adam Pribadi.
Tiga lagu ini ditulis oleh Pelteras pada rentang tahun 2016 hingga 2019, di mana pembangunan infrastruktur di Jakarta—salah duanya adalah MRT dan LRT—sedang pesat terjadi di berbagai titik ibu kota dan menjadi salah satu inspirasi mereka dalam berkarya.
“Gue rasa ‘Palang’ mewakili paranoia gue terhadap pembangunan MRT dan LRT yang berlangsung pesat tersebut. Karena berdasarkan pengalaman gue, pembangunan infrastruktur yang berlangsung cepat di kota ini nggak jarang diikuti dengan unsur celaka, menjadi mandek, atau berakhir jadi masalah baru. Namun, di saat yang sama gue rasa ‘Palang’ juga mewakili imajinasi suram gue tentang hal-hal yang mungkin diakibatkan dalam waktu dekat oleh perkembangan teknologi seperti artificial intelligence, drones, dan lainnya yang sedang ramai dibicarakan saat lagu ini kami tulis,” ungkap Adam Bagaskara, sosok yang menulis lirik bagi tiga lagu itu.
Sedangkan “Diadem” diceritakan Adam Bagaskara berbicara tentang interaksi manusia dengan informasi. Ide besarnya adalah mengingatkan diri untuk tidak selalu “menoleh” ke tawaran informasi atau gagasan yang mungkin mengalihkan atau bahkan mendistraksi perhatian kita dari hal-hal yang sepatutnya lebih diberikan perhatian.
Sementara itu “Sarang/Kubangan” membicarakan tendensi manusia untuk secara gegabah melampiaskan rasa takut atas kesalahan yang mereka perbuat melalui pengampunan dari apa atau siapa yang mereka yakini.
“Terkadang kesalahan-kesalahan ini berimbas langsung pada orang terdekat, tapi dengan gegabah kita mencari ketenangan dan katarsis melalui keyakinan dan malah mengabaikan orang-orang yang sebetulnya kita lukai,” tambah Adam Bagaskara.
Pelteras saat ini tengah menyelesaikan dan menyempurnakan album debut mereka yang rencananya dirilis pada Mei 2023.
Sumber : medcom.id
Gambar : MSN