Dolar AS Keok Usai Fed Diramal Tak Bersemangat Naikkan Suku Bunga
Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Para pedagang bertaruh data ekonomi baru-baru ini akan mendorong Federal Reserve untuk memperlambat laju kenaikan suku bunganya, sementara mata uang berisiko diuntungkan dari Tiongkok membuka kembali perbatasannya.
Mengutip Antara, Selasa, 10 Januari 2023, euro menguat 0,96 persen menjadi 1,0747 dolar, level tertinggi versus greenback sejak 9 Juni, menambah kenaikan 1,17 persen pada Jumat, 6 Januari. Poundsterling melonjak 0,87 persen menjadi 1,21975 dolar, setelah membangun reli 1,5 persen pada Jumat, 6 Januari.
Pergerakan tersebut melanjutkan tren yang lebih rendah untuk dolar, yang dalam tiga bulan terakhir 2022 membukukan kerugian kuartalan terbesar dalam 12 tahun. Itu terutama didorong oleh keyakinan investor bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga menjadi lebih dari 5,0 persen dari kisaran saat ini 4,25-4,50 persen, karena inflasi dan pertumbuhan mendingin.
“Ada banyak orang yang melihat pada Fed fund berjangka dan tampaknya kita mungkin mendapatkan satu kenaikan suku bunga pada Februari dan kemudian mungkin penurunan suku bunga pada akhir tahun dan itu, menurut saya, membuka jalan bagi banyak orang untuk bertaruh terhadap dolar,” kata Analis Pasar Senior Oanda Edward Moya.
Fed fund berjangka menunjukkan investor percaya hasil yang paling mungkin untuk pertemuan Fed pada Februari adalah kenaikan 25 basis poin. “Seruan konsensus adalah pada akhir tahun dolar akan jauh lebih rendah dan banyak orang mencoba untuk mendahului perdagangan itu,” kata Moya.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan lalu setelah memberikan empat kenaikan berturut-turut 75 basis poin tahun lalu, tetapi mengatakan kemungkinan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama untuk menjinakkan inflasi.
Sebanyak dua laporan terpisah melukiskan gambaran ekonomi yang tumbuh dan menambah pekerjaan, tetapi di mana aktivitas keseluruhan condong ke wilayah resesi, mendorong pedagang untuk menjual dolar terhadap berbagai mata uang.
Laporan ketenagakerjaan bulanan menunjukkan peningkatan jumlah pekerja yang lebih besar dari perkiraan dan perlambatan pertumbuhan upah –berita baik untuk bank sentral AS. Sebuah laporan dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktivitas di sektor jasa-jasa mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun pada Desember.
Sumber : medcom.id
Gambar : Detik.com