Rupiah Tersungkur Rp15.768 per Dolar AS Imbas Yield Obligasi AS Naik
Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.768 per dolar AS pada Kamis (29/12) pagi. Mata uang Garuda melemah 49 poin atau 0,31 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,57 persen, baht Thailand menguat 0,32 persen, peso Filipina menguat 0,65 persen, won Korea Selatan melemah 0,12 persen, dan yuan China menguat 0,05 persen.
Dolar Singapura juga menguat 0,11 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,03 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Sedangkan, mata uang utama negara maju kompak berada di zona hijau. Tercatat euro Eropa menguat 0,17 persen, poundsterling Inggris menguat 0,20 persen, dan franc Swiss menguat 0,22 persen.
Lalu, dolar Australia menguat 0,10 persen, dan dolar Kanada menguat 0,10 persen.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah bakal melemah pada pembukaan perdagangan pagi karena kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahun AS. Selain itu juga karena perkembangan covid-19 di China yang masih mengkhawatirkan.
“Kekhawatiran akan lonjakan kasus covid-19 di China serta perlambatan ekonomi 2023 juga menekan rupiah,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bakal bergerak di rentang Rp15.650 per dolar AS – Rp15.800 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Market Bisnis