PBB Peringatkan Taliban Konsekuensi Mengerikan Menindas Perempuan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Taliban untuk menghapus kebijakan keras yang berdampak pada pendidikan perempuan dan anak perempuan di Afghanistan. Kepala Hak Asasi PBB berbicara tentang “konsekuensi mengerikan” dari tindakan menindas dan meminta Taliban untuk mempertimbangkannya kembali.
“Tidak ada negara yang dapat berkembang -,bahkan bertahan hidup,- secara sosial dan ekonomi dengan setengah populasinya dikecualikan,” kata Volker Turk, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.
“Pembatasan tak terduga yang dikenakan pada perempuan dan anak perempuan ini tidak hanya akan meningkatkan penderitaan semua warga Afghanistan tetapi, saya khawatir, menimbulkan risiko di luar perbatasan Afghanistan,” tambahnya dikutip dari AFP, Rabu 28 Desember 2022.
Taliban mengumumkan bahwa perempuan tidak dapat lagi bekerja di organisasi non-pemerintah. Ini terjadi hanya beberapa hari setelah melarang pendidikan universitas untuk perempuan dan sekolah menengah untuk perempuan.
“Saya mendesak otoritas de facto untuk memastikan penghormatan dan perlindungan hak-hak semua perempuan dan anak perempuan – untuk dilihat, didengar dan untuk berpartisipasi dan berkontribusi pada semua aspek kehidupan sosial, politik dan ekonomi negara,” kata Turk ketika ditanya tentang sikap PBB.
Afghanistan telah menyaksikan penutupan lebih dari lima LSM sejak perempuan dilarang bekerja dan Turk percaya bahwa hal itu dapat menyebabkan krisis besar ketika datang ke sektor pengasuhan. Ini juga mengakibatkan beberapa kelompok bantuan asing menarik diri dari negara itu dalam seminggu terakhir.
“Perempuan dan anak perempuan tidak dapat disangkal hak bawaannya,” tegas Turk.
“Upaya otoritas de facto untuk membuat mereka diam dan tidak terlihat tidak akan berhasil,” pungkasnya.
Sumber : medcom.id
Gambar : MSN