Dipicu Penarikan Persediaan AS, Harga Minyak Naik Lebih dari USD2/Barel
Harga minyak naik lebih dari USD2 per barel pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data menunjukkan penarikan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan, tetapi kenaikan dibatasi oleh badai salju yang diperkirakan akan memukul perjalanan AS.
Mengutip Antara, Kamis, 22 Desember 2022, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari bertambah USD2,06 atau 2,7 persen menjadi menetap di USD78,29 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari terangkat USD2,21 atau hampir 2,8 persen menjadi ditutup di USD82,20 per barel di London ICE Futures Exchange.
Persediaan minyak mentah AS turun 5,89 juta barel, menurut data dari Badan Informasi Energi AS (EIA), dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,66 juta barel. Data dari American Petroleum Institute (API) pada Selasa, 20 Desember 2022 menunjukkan penarikan 3,1 juta barel dalam seminggu hingga 16 Desember, kata sumber pasar.
“Laporan ini sangat bullish, terutama dengan fakta bahwa ada penarikan dari persediaan minyak mentah dan sulingan menghentikan kenaikan beruntun menjelang ledakan musim dingin,” kata Phil Flynn, analis di grup Price Futures.
Persediaan sulingan turun 242 ribu barel, menurut data EIA, dibandingkan dengan perkiraan para analis untuk peningkatan 336 ribu barel.
Pasar juga menunggu kejelasan kapan pipa Keystone, arteri utama yang mengangkut minyak mentah Kanada ke Amerika Serikat, akan dimulai kembali setelah TC Energy mengatakan telah mengganti segmen pipa yang pecah yang menyebabkan tumpahan minyak awal bulan ini dan mengirimkannya untuk pengujian metalurgi seperti yang diarahkan oleh regulator AS.
Harga juga didorong oleh harapan Tiongkok akan melonggarkan beberapa pembatasan covid-19 setelah tidak ada kematian baru akibat covid-19 yang dilaporkan.
Impor minyak mentah Tiongkok dari Rusia pada November naik 17 persen (yoy) karena kilang-kilang Negeri Tirai Bambu tersebut bergegas mengamankan lebih banyak kargo menjelang batas harga yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan embargo Uni Eropa mulai 5 Desember.
Sementara itu, Menteri Energi Arab Saudi mengatakan bahwa langkah OPEC+ yang dikritik keras untuk memangkas produksi minyak ternyata merupakan keputusan yang tepat. Komentar tersebut menunjukkan bahwa OPEC+ dapat terus menjaga ketat pasokan, kata analis CMC Markets Tina Teng.
Berpotensi membatasi permintaan minyak, sebagian besar wilayah Amerika Serikat diperkirakan akan menghadapi salju lebat yang kemungkinan akan menyebabkan penundaan penerbangan dan jalan yang tidak dapat dilalui selama salah satu periode perjalanan tersibuk tahun ini.
Secara keseluruhan, ekspor minyak Rusia turun 11 persen (mtm) untuk 1-20 Desember setelah embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia mulai berlaku, harian Kommersant melaporkan.
Sumber : medcom.id
Gambar : Portonews.com