Detik-detik Resesi Global, Harga Minyak Malah Naik Hampir 1%
Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan awal pekan hari ini di tengah kekhawatiran resesi global tahun depan.
Pada perdagangan Senin (19/12/2022) harga minyak Brent tercatat US$79,66 per barel, naik 0,8% dibandingkan posisi sebelumnya.
Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) naik 0,9% ke US$74,94 per barel.
Minyak mentah dunia memulai pekan ini dengan kenaikan jelang pergantian tahun 2023 yang diperkirakan akan terjadi resesi global.
Sejatinya resesi adalah musuh bagi minyak sebab permintaan sangat tergantung dengan aktivitas bisnis, juga pergerakan masyarakat. Saat resesi terjadi, semua itu akan mengalami penurunan.
Ancaman resesi global 2023 dimulai dari kenaikan harga komoditas yang membuat inflasi global memanas. Sebagai respon berbagai Bank Sentral di dunia menaikkan suku bunganya.
The Fed menaikkan suku bunga acuannya menjadi 4,25% – 4,5% pada akhir tahun ini. Bahkan The Fed sempat menaikkan sebesar 75 basis poin 4 kali beruntun sebelum akhirnya menaikkan sebesar 50 bps pada pertemuan terakhir.
Melandainya kenaikan suku bunga acuan The Fed seiring inflasi Amerika Serikat yang melandai.
Namun, ketua The Fed Jerome Powell, menyatakan data tersebut belum cukup meyakinkan untuk merubah pandangan The Fed terkait inflasi.
“Data inflasi yang kami terima pada Oktober dan November menunjukkan laju kenaikan harga yang mulai melandai. Tetapi membutuhkan lebih banyak bukti agar yakin inflasi secara substansial sudah mulai pada jalur penurunan,” kata Powell sebagaimana dilansirCNBC International, Kamis (15/12/2022).
The Fed pun tetap pada jalurnya menaikkan suku bunga hingga mencapai 5% – 5,25%. Bahkan, suku bunga tinggi akan ditahan hingga 2024. Risiko resesi pun makin nyata, bahkan ada risiko cukup dalam.
Ekonom Bank of America memprediksi Negeri Paman Sam akan mengalami resesi di juga di kuartal I-2023, saat PDB-nya mengalami kontraksi 0,4%.
Tidak hanya di Amerika Serikat, Eropa juga akan mengalaminya sebab suku bunga juga dinaikkan dengan agresif.
Eropa diperkirakan akan mengalami resesi di kuartal I-2023, berdasarkan hasil survei terbaruReuterske para ekonom. Artinya dalam dua bulan ke depan, Eropa mulai memasuki resesi jika prediksi tersebut benar.
Median hasil survei tersebut menunjukkan kemungkinan resesi terjadi di zona euro sebesar 78%, naik dari survei Oktober lalu sebesar 70%.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia