Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS Tekuk Rupiah ke Rp15.618

Nilai tukar rupiah bertengger di Rp15.618 per dolar AS pada Senin (12/12) pagi. Mata uang Garuda melemah 35 poin atau 0,23 persen dari perdagangan sebelumnya.

Mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona merah. Yen Jepang melemah 0,23 persen, baht Thailand melemah 0,19 persen, peso Filipina melemah 0,23 persen, won Korea Selatan melemah 0,84 persen, dan yuan China melemah 0,38 persen.

Dolar Singapura juga melemah 0,14 persen dan dolar Hong Kong melemah 0,02 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini

Senada, mata uang utama negara maju juga kompak berada di zona merah. Tercatat euro Eropa melemah 0,26 persen, poundsterling Inggris melemah 0,30 persen, dan franc Swiss melemah 0,24 persen.

Lalu, dolar Australia melemah 0,50 persen, dan dolar Kanada melemah 0,21 persen.

Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah bakal melemah pada pembukaan perdagangan dikarenakan kenaikan imbal hasil obligasi AS.

“Rupiah diperkirakan akan melemah, tertekan oleh rebound pada dolar AS dan imbal hasil obligasi AS setelah data inflasi produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan, memicu kekhawatiran The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga yang tinggi untuk lebih lama,” ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.

Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bakal bergerak di rentang Rp15.550 per dolar AS – Rp15.700 per dolar AS.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Jawapos.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *