Bank Sentral Eropa Khawatir Suku Bunga Naik Tinggi
Pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) khawatir inflasi mungkin semakin mengakar pada pertemuan kebijakan terakhir mereka. Laporan pertemuan 26-27 Oktober menunjukkan pada Kamis, 24 November 2022, suku bunga perlu naik lebih lanjut.
ECB menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5 persen pada pertemuan mereka untuk melawan inflasi yang tinggi, sehingga total kenaikannya menjadi 200 basis poin sejak Juli menjadi pengetatan kebijakan tercepat dalam catatan.
Pembuat kebijakan juga menempatkan pengurangan neraca bank sebesar sembilan triliun euro dalam agenda, semakin dekat dengan pelepasan pembelian utang pemerintah selama satu dekade yang ditujukan untuk mengobarkan kembali inflasi yang telah berada di bawah target ECB.
“Juga jelas suku bunga perlu dinaikkan lebih lanjut untuk mencapai level yang akan memenuhi target jangka menengah ECB 2,0 persen,” jelas laporan pertemuan ECB dikutip dari Antara, Jumat, 25 November 2022.
ECB menambahkan beberapa pembuat kebijakan bahkan menyatakan pandangan pengetatan moneter mungkin perlu dilanjutkan setelah sikap kebijakan moneter dinormalisasi dan dipindahkan ke wilayah netral secara luas.
Kenaikan suku bunga 75 basis poin didukung oleh mayoritas besar, meskipun beberapa pembuat kebijakan menginginkan langkah yang lebih kecil, 50 basis poin.
Sementara ECB dengan tegas berkomitmen untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, pasar sekarang memperkirakan langkah yang lebih moderat, 50 basis poin pada 15 Desember ketika beberapa pembuat kebijakan menyatakan perlambatan setelah kenaikan 75 basis poin berturut-turut adalah tepat.
Kompromi yang mungkin terjadi adalah bahwa kenaikan suku bunga yang lebih kecil digabungkan dengan dimulainya lebih awal pengurangan portofolio obligasi yang dibeli di bawah Program Pembelian Aset 3,3 triliun euro ECB, dalam proses yang dikenal sebagai pengetatan kuantitatif.
Bahkan jika ECB melambat, pasar memperkirakan suku bunga simpanan berlipat ganda menjadi 3 persen tahun depan karena inflasi sekarang di 10,6 persen akan memakan waktu bertahun-tahun, mungkin sampai 2025, untuk jatuh kembali ke target dua persen.
Sumber : medcom.id
Gambar : CNN Indonesia