Harga Minyak Dunia Naik, China Diyakini Bakal Longgarkan Lockdown
Harga minyak naik sekitar dua persen pada akhir perdagangan Selasa (1/11), karena pedagang menanti data stok bahan bakar AS di tengah optimisme China akan melonggarkan pembatasan covid-19.
Mengutip Antara, Rabu (2/11), Badan Informasi Energi AS (EIA) akan merilis laporan status minyak mingguan pada Rabu waktu setempat.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik US$ 1,84 atau 2,1 persen menjadi US$ 88,37 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sedangkan, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari naik US$ 1,84 atau 2 persen menjadi US$ 94,65 per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga Brent dan WTI mencatat kenaikan bulanan pada Oktober, yang pertama sejak Mei, setelah OPEC+ memangkas produksi yang ditargetkan sebesar 2 juta barel per hari (bph). Untuk Oktober, pasokan minyak mentah AS menguat 8,9 persen dan Brent naik 7,8 persen.
Faktor-faktor ini telah mengimbangi kekhawatiran permintaan yang ditimbulkan oleh penguncian wilayah (lockdown) China yang menurunkan aktivitas pabrik di negeri Tirai Bambu pada Oktober hingga memotong impornya dari Jepang dan Korea Selatan.
“Kami mendapatkan banyak sinyal ke arah itu dan pasar merespons dengan sangat positif,” kata Analis di Price Futures Group Phil Flynn.
Tamas Varga dari pialang minyak PVM mengatakan pasokan minyak yang berkurang, kemungkinan penghentian pelepasan Cadangan Minyak Strategis (SPR), serta pertumbuhan kembali permintaan minyak juga dapat mengirim minyak mentah kembali di atas US$100 per barel.
Delapan analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah AS naik sekitar 400 ribu barel.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Situsenergi.com