The Fed Masih Agresif, Rupiah Kendor ke Rp14.864 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.864 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (29/8) pagi. Mata uang Garuda melemah 47 poin atau 0,32 persen dari posisi sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona merah. Tercatat, yen Jepang melemah 0,63 persen, won Korea Selatan melemah 1,24 persen, dan dolar Singapura melemah 0,39 persen.
Yuan China melemah 0,62 persen, baht Thailand melemah 0,78 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen pada perdagangan pagi ini.
Senada, mata uang utama negara maju juga berada di teritori negatif. Euro Eropa terkoreksi 0,35 persen, poundsterling Inggris terkoreksi 0,62 persen, dan dolar Australia terkoreksi 0,54 persen.
Kemudian, Franc Swiss menguat 0,12 persen dan dolar Kanada menguat 0,15 persen.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memprediksi rupiah melemah hari ini. Pasalnya, The Fed memberikan sinyal masih akan menaikkan suku bunga acuan secara signifikan dalam beberapa waktu ke depan.
“Nilai tukar rupiah kemungkinan melemah hari ini terhadap dollar AS pasca Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell memberikan penekanan ke penurunan inflasi AS yang masih tinggi sehingga diperlukan kebijakan kenaikan suku bunga acuan lanjutan,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
The Fed menargetkan inflasi AS turun menjadi 2 persen. Sementara, data terakhir menunjukkan inflasi Negeri Paman Sam tembus 8,5 persen pada Juli 2022.
Hari ini, rupiah diproyeksi berada dalam rentang Rp14.820 hingga Rp14.870 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Indoposco