Penguatan Dolar AS Terhambat Kenaikan Suku Bunga Fed 75 Bps
Dolar AS memangkas kenaikannya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah dua pejabat Federal Reserve mengindikasikan mereka menyukai kenaikan 75 basis poin (bp) pada pertemuan bank sentral AS Juli.
Para pedagang telah meningkatkan taruhan Fed akan menaikkan suku lebih cepat setelah data pada Rabu, 13 Juli 2022, setelah harga konsumen tahunan AS melonjak 9,1 persen untuk Juni, peningkatan terbesar dalam lebih dari empat dekade.
Namun demikian, peluang kenaikan 100 basis poin turun setelah Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan dia mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada pertemuan kebijakan bank sentral akhir bulan ini.
Presiden Fed St Louis James Bullard juga mengatakan dia akan lebih memilih untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan bank sentral 26-27 Juli.
Dana Fed berjangka sekarang menunjukkan peluang 31 persen untuk kenaikan 100 basis poin, turun dari sekitar 70 persebn sebelumnya, dan peluang 69 persen untuk kenaikan 75 basis poin.
Indeks dolar terakhir berada di 108,50, naik 0,22 persen hari ini, setelah melonjak ke 109,29, tertinggi sejak September 2002. Mata uang Euro jatuh ke 1,0031 dolar, setelah mencapai level 99,52 sen AS, terlemah sejak Desember 2002.
Greenback diperkirakan akan terus naik karena mendapat manfaat dari prospek kenaikan suku bunga yang lebih tinggi daripada bank sentral global lainnya, termasuk Bank Sentral Eropa.
“Eropa akan mengalami masa yang lebih sulit dan Anda mungkin akan melihat The Fed akan menjadi sangat agresif, dan perbedaan suku bunga akan menjadi sangat kuat sepanjang tahun depan,” kata Analis Pasar Senior di Oanda Edward Moya dikutip dari Antara, Jumat, 15 Juli 2022.
Mata uang euro mencapai posisi terendah 20 tahun setelah sebuah partai di pemerintahan koalisi Perdana Menteri Italia Mario Draghi gagal mendukung mosi tidak percaya parlemen termasuk langkah-langkah untuk mengimbangi biaya krisis hidup. Draghi kemudian mengundurkan diri.
Dolar AS juga melonjak ke level tertinggi 24 tahun terhadap yen karena bank sentral Jepang mempertahankan sikap dovish yang kontras dengan pergerakan hawkish oleh bank-bank sentral lainnya.
“Jelas ada preferensi yang lebih luas untuk dolar di pasar saat ini mengingat konteks yang lebih luas dari ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung, tekanan di Eropa dari situasi pasokan energi dan ekspektasi kenaikan suku bunga di AS,” kata Kepala Ahli Strategi Valas di Scotiabank Shaun Osborne.
Dolar Kanada tergelincir sehari setelah bank sentral Kanada menaikkan suku bunga acuan dengan poin persentase penuh, kenaikan terbesar sejak 1998.
“Dolar Kanada mungkin lebih lemah juga karena kenaikan suku bunga yang agresif memicu kekhawatiran tentang penurunan ekonomi,” kata Osborne.
Sumber : medcom.id
Gambar : DW