Rupiah Tertekan ke Rp14.578 per Dolar AS Usai Libur
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.578 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (2/6) pagi. Mata uang melemah 44,5 poin atau 0,31 persen dari perdagangan sebelumnya di level Rp14.534 per dolar AS.
Di kawasan Asia, mayoritas mata uang berada di zona merah. Baht Thailand melemah 0,10 persen, ringgit Malaysia minus 0,22 persen, peso , dolar Singapura minus 0,04 persen, yuan China minus 0,15 persen, dan won Korea Selatan minus 0,19 persen. Kemudian, dolar Hong Kong menguat 0,01 persen dan yen Jepang menguat 0,05 persen.
Senada, mayoritas mata uang utama di negara maju juga tampak lesu. Dolar Australia minus 0,04 persen, poundsterling Inggris minus 0,06 persen, dolar Kanada minus 0,06 persen, dan rubel Rusia minus 0,03 persen. Lalu, franc Swiss menguat 0,04 persen dan euro Eropa menguat 0,04 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah hari ini. Pasalnya, kebijakan The Fed yang agresif menaikkan suku bunga acuan memberikan sentimen negatif untuk aset berisiko, seperti rupiah.
“Semalam tiga petinggi The Fed, Tom Barkin, James Bullard dan Mary Daly menyuarakan dukungannya untuk kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif di rapat Juni dan Juli untuk menekan inflasi di AS. Ini tentu saja bisa mendorong penguatan dolar AS ke depan terhadap nilai tukar lainnya,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Di sisi lain, kata dia, pemulihan ekonomi yang sedang terjadi di Indonesia dan langkah Bank Indonesia (BI) yang mulai menyuarakan pengetatan moneter bisa meredam pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Ariston memproyeksi rupiah bergerak di rentang Rp14.530 sampai Rp14.580 per dolar AS pada hari ini.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Okezone