Eropa Bakal Larang Impor dari Rusia, Harga Minyak Mentah Melesat
Harga minyak mentah dunia naik hampir 1,5 persen pada perdagangan Jumat (6/5) waktu AS. Kenaikan harga imbas dari rencana Uni Eropa yang menerapkan sanksi larangan impor minyak dari Rusia pada akhir tahun ini.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik US$1,49 atau 1,3 persen menjadi US$112,39 per barel.
Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni naik US$1,51 atau 1,4 persen menjadi US$109,77 per barel.
Dilansir dari Antara, selama sepekan ini harga minyak Brent naik hampir 4,0 persen. Sedangkan harga minyak WTI naik sekitar 5,0 persen.
Uni Eropa sedang mengubah rencana sanksinya terhadap Rusia. Proposal awal menyerukan diakhirinya impor produk minyak mentah dari Negeri Beruang Merah pada akhir tahun ini.
Di sisi lain, OPEC+ masih mengabaikan seruan dari negara-negara Barat untuk menaikkan produksi lebih banyak. Organisasi negara-negara pengekspor minyak itu tetap dengan rencananya untuk menaikkan target produksi Juni sebesar 432.000 barel per hari.
Meski demikian, analis memperkirakan kenaikan produksi aktual OPEC+ akan jauh lebih kecil karena kendala kapasitas.
“Tidak ada kemungkinan anggota tertentu memenuhi kuota itu karena tantangan produksi berdampak pada Nigeria dan anggota Afrika lainnya,” ujar Analis Pasar Senior Asia Pasifik OANDA Jeffrey Halley.
Pada Kamis (5/5), panel Senat AS mengajukan RUU yang dapat mengekspos OPEC+ ke tuntutan hukum untuk kolusi dalam meningkatkan harga minyak.
Dari sisi pasokan, jumlah rig minyak AS untuk indikator awal produksi masa depan naik lima rig menjadi 557 pada minggu ini. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak April 2020.
Investor memperkirakan permintaan minyak yang lebih tinggi akan datang dari AS. Sebab, negara tersebut mengumumkan rencana untuk membeli 60 juta barel minyak mentah guna mengisi kembali persediaan darurat.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia