Donny Damara Soal Overwork Pekerja Film: Batasi Jam Kerja
Donny Damara baru-baru ini menanggapi isu overwork yang dialami para pekerja film Indonesia. Isu tersebut mencuat setelah Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI) merilis Kertas Posisi bertajuk Sepakat di 14.
Rilisan tersebut menyatakan bahwa kesehatan pekerja film terancam karena harus bekerja rata-rata 16-20 jam dalam satu hari syuting. Di sisi lain, para pekerja film juga disebut minim perlindungan hak pekerja.
Aktor senior itu mengatakan kepada CNNIndonesia.com bahwa berdasarkan pengalamannya, kru dan pemain film bakal kelelahan jika bekerja melebihi 14 jam. Hal itu disebabkan oleh stamina yang habis.
“[Karena] fatigue. Sudah kelelahan. Sementara kita harus menjaga itu [stamina], kan. Film itu kerja kolektif, mulai dari PU [pembantu umum] sampai nahkoda,” tutur Donny.
“Biological time di badan kami sudah berantakan. Kalau seperti itu kan sayang, adegannya hilang, rohnya hilang,” lanjutnya.
Menanggapi permasalahan tersebut, Donny merasa sebaiknya jam kerja harus dibatasi. Pembatasan itu disebut amat bermanfaat bagi kru dan pemain film, baik secara fisik maupun psikis.
“Sebaiknya jam kerja itu amat sangat harus dibatasi. Istirahat cukup, badan besok fresh, secara psikis kita masuk peran juga lebih fresh dan gampang,” ucapnya.
“Itu yang sebaiknya disikapi secara bijak oleh production house,” sambung Donny.
Pendapat Donny juga senada dengan Kertas Posisi Sepakat 14. Riset yang dilakukan SINDIKASI bekerja sama dengan Indonesian Cinematographers Society (ICS) itu mengusulkan pemberlakuan pembatasan 14 jam di lokasi syuting.
Usulan tersebut mencakup 8 jam kerja, 4 jam lembur, dan 2 jam istirahat. Selain itu, ada waktu jeda selama 10 jam antara tiap hari syuting.
Gagasan SINDIKASI dan ICS tersebut juga disambut baik oleh Donny Damara. Menurutnya, pembatasan jam kerja merupakan suatu hal yang sangat substantif karena berkaitan dengan kesehatan pekerja.
Proses syuting yang sehat, menurut Donny, bakal menghasilkan film yang sehat dan berkualitas juga. Hal tersebut juga berdampak baik bagi kondisi kru serta pemeran karena para pekerja bisa melakukan tugasnya dengan hati.
Aktor berusia 55 tahun itu kemudian memberi gambaran tentang jalannya proses syuting di luar negeri. Berdasarkan penuturannya, pekerja film di luar negeri akan langsung berhenti jika jam kerja sudah selesai.
“Kalau di luar negeri, [jam kerja] 14 jam itu, lebih dari itu mereka tidak mau kerja,” ucap Donny.
“Dari kru pun kalau sudah overtime, diam saja, lampu sudah tidak dipasang. Tapi besok harinya jadi segar, dan efektif. Jadi, tidak dikejar hanya karena ingin cepat selesai,” sambungnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia