Dampak Inflasi AS, The Fed Bisa Naikkan Suku Bunga
Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin pada beberapa bulan ke depan. Hal itu dilakukan untuk meredam dampak inflasi AS.
Lonjakan inflasi menimbulkan dampak ekonomi yang sulit bagi warga negaranya. Tak hanya secara internal, inflasi AS juga akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian internasional.
Badan Statistik Ketenagakerjaan AS mengumumkan bahwa inflasi telah melonjak hingga 8,5 persen pada Maret lalu. Angka ini diklaim menjadi yang tertinggi dalam 41 tahun terakhir.
“Melalui pernyataan pejabat The Fed dan tekanan inflasi yang terlihat di seluruh perekonomian, kami percaya bahwa The Fed akan memberikan kenaikan suku bunga setengah poin pada pertemuan kebijakan Mei, Juni, dan Juli,” kata Kepala Ekonom Internasional ING James Knightley, dikutip dari Reuters, Selasa (13/4).
Sebelumnya, Kamis (17/3), The Fed telah menaikkan suku bunga hingga 25 basis poin menjadi 0,5 persen. Dengan begitu, apabila proyeksi tersebut benar maka suku bunga The Fed akan mencapai 1 persen pada beberapa bulan ke depan.
“Dengan The Fed tampaknya merasa perlu ‘mengejar’ untuk mendapatkan kembali kendali atas inflasi. Laju kenaikan suku bunga yang agresif dapat meningkatkan kemungkinan salah langkah kebijakan yang dikhawatirkan dapat membawa ekonomi ke jurang resesi,” katanya.
Inflasi AS didorong oleh beberapa faktor salah satunya perang Rusia-Ukraina yang telah membuat harga komoditas dan energi melonjak.
Pasar tenaga kerja AS diperkirakan semakin ketat setelah pengangguran turun menjadi 3,6 persen pada bulan lalu. Selain itu, tingkat pengangguran diprediksi mencapai 3,5 persen pada tahun depan.
Sementara itu, ekonomi AS diproyeksi tumbuh masing-masing 3,3 persen dan 2,2 persen pada tahun ini dan berikutnya. Angka ini turun dari prediksi sebelumnya sebesar 3,6 persen pada tahun ini dan 2,4 persen pada tahun depan.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia