Dolar AS Sentuh Level Tertinggi saat Investor Cerna Keputusan The Fed
Kurs dolar Amerika Serikat (USD) menguat ke level tertinggi hampir dua tahun pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal itu terjadi karena investor mencerna sinyal hawkish dari Federal Reserve, tetapi dipertanyakan apakah nilai mata uang sudah mencerminkan langkah pengetatan lebih lanjut.
Mengutip Antara, Jumat, 8 April 2022, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap mata uang utama lainnya mencapai 99,823 pada Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), tertinggi sejak akhir Mei 2020. Terakhir naik 0,2 persen pada 99,810.
“Dengan para pedagang memperkirakan kenaikan suku bunga lebih dari 225 basis poin selama sisa tahun ini, tentu saja ada lebih banyak risiko Fed gagal memenuhi ekspektasi daripada melebihi ekspektasi mereka,” kata Kepala Penelitian Global FOREX.com dan City Index Matthew Weller.
“Tren naik greenback telah mulai goyah terhadap beberapa rival yang berkorelasi komoditas, tetapi sampai euro dan yen dapat menemukan landasan, jalur resistensi paling rendah untuk indeks dolar tetap berada di sisi atas,” tambahnya.
Presiden Fed St Louis James Bullard, seorang pemilih tahun ini di Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan dikenal sebagai seorang yang hawkish, terus membunyikan alarm tentang inflasi pada Kamis waktu setempat.
Dia mengatakan The Fed tetap tertinggal dalam perjuangannya melawan inflasi meskipun kenaikan suku bunga hipotek dan imbal hasil obligasi pemerintah telah berpacu menjelang perubahan aktual dalam target suku bunga dana federal bank sentral. Namun demikian, komentar Bullard berdampak kecil pada dolar.
Presiden Fed Chicago Charles Evans dan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, yang keduanya bukan pemilih pada 2022, mendukung kenaikan suku bunga, tetapi memberikan tandingan yang agak dovish.
Dolar menguat, pada Rabu waktu setempat, setelah risalah dari pertemuan Fed Maret menunjukkan banyak peserta siap untuk menaikkan suku bunga dalam kenaikan 50 basis poin dalam beberapa bulan mendatang.
The Fed mengatakan akan mengurangi neraca Fed setelah pertemuan Mei pada tingkat USD95 miliar per bulan, awal dari pembalikan stimulus besar-besaran yang dipompa ke perekonomian selama pandemi. Euro, di sisi lain, mencapai palung satu bulan terhadap dolar di USD1,0871 tetapi terakhir turun 0,2 persen pada USD1,0875.
Pembuat kebijakan bank sentral Eropa (ECB) tampak tertarik untuk mengendurkan stimulus pada pertemuan 10 Maret mereka, dengan mendorong tindakan lebih lanjut, karena kondisi untuk menaikkan suku telah dipenuhi atau akan segera dipenuhi, demikian risalah pertemuan ECB menunjukkan.
Sumber : medcom.id
Gambar : Okezone