Prancis Segera Umumkan Penarikan Pasukan dari Mali
Presiden Prancis Emmanuel Macron berencana mengumumkan penarikan seluruh pasukannya dari Mali pekan ini. Nantinya, pasukan Prancis tersebut akan dikerahkan ke wilayah lainnya di kawasan Sahel.
Menurut keterangan beberapa sumber, penarikan ini dipicu keretakan hubungan antara pemerintah Prancis dan militer Mali.
Berbicara kepada AFP, Selasa, 15 Februari 2022, sejumlah sumber keamanan mengatakan bahwa pengumuman Macron untuk mengakhiri misi Prancis di Mali yang telah berlangsung selama sembilan tahun akan bertepatan dengan pertemuan Uni Eropa-Uni Afrika di Brussels pada Kamis dan Jumat mendatang.
Prancis mengerahkan pasukan ke Mali pada 2013 untuk memukul mundur sejumlah militan dan ekstremis, terutama di wilayah utara negara tersebut. Namun para ekstremis itu bersatu dan mulai memindahkan area operasional mereka ke wilayah pusat Mali pada 2015. Di sana, mereka juga memperluas serangan ke negara tetangga seperti Niger dan Burkina Faso.
Penarikan pasukan Prancis merupakan bagian dari strategi utama Paris, yang dipicu keretakan hubungannya dengan Mali — negara yang sudah dua kali dilanda kudeta militer.
Menurut beberapa presiden terdahulu di Prancis, misi di Mali merupakan hal krusial bagi keamanan kawasan dan Eropa.
“Jika kondisinya sudah tidak lagi memungkinkan bagi kami untuk terus beroperasi di Mali, maka kami akan memerangi terorisme dengan negara-negara Sahel lain yang memang menginginkannya,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian pada Senin kemarin.
Macron, yang sudah berencana mengurangi jumlah prajuritnya yang berjumlah 5.000 di Sahel, akan mengumumkan pengerahan ulang pasukan Prancis ke negara-negara tetangga Mali, termasuk Niger.
Menjelang pemilihan umum Prancis pada April mendatang, Macron berusaha menghindari dibanding-bandingkan dengan proses evakuasi pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan yang dipenuhi kekacauan tahun lalu.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id
