Kanselir Jerman Bertolak ke Ukraina dan Rusia untuk Turunkan Ketegangan
Kanselir Jerman Olaf Scholz bertolak menuju Ukraina dan Rusia pekan ini dalam upaya menurunkan ketegangan antar kedua negara tersebut. Kunjungan dilakukan di saat negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa Rusia dapat sewaktu-waktu menginvasi Ukraina.
Menjelang kunjungan perdananya sebagai kanselir Jerman ke Ukraina pada Senin besok dan Rusia satu hari setelahnya, Scholz telah melayangkan peringatan kepada Moskow bahwa ketegangan saat ini harus segera diturunkan, terutama dengan menggunakan diplomasi.
“Kita harus memastikan untuk mencegah meletusnya perang di Eropa. Itulah mengapa kita telah mengirim pesan jelas kepada Rusia, bahwa segala bentuk agresi militer akan memicu konsekuensi berat bagi mereka,” sebut Scholz kepada jajaran parlemen Jerman pada Jumat lalu.
“Namun di waktu bersamaan, kita harus harus menggunakan semua kesempatan untuk berdialog,” sambungnya, dikutip dari The Week, Minggu, 13 Februari 2022.
Ketegangan saat ini dipicu penumpukan personel militer Rusia di dekat perbatasan Ukraina, yang jumlahnya diperkirakan sudah melampaui 100 ribu. Kubu Barat menuduh penumpukan itu sebagai persiapan invasi, namun Moskow berulang kali membantahnya.
Rusia mengaku hanya ingin mendapat jaminan keamanan dari Barat. Salah satu yang diminta Rusia adalah jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah menjadi anggota NATO. AS dan NATO menolak permintaan tersebut.
Kunjungan Scholz dilakukan setelah Jerman mendapat gelombang kritik mengenai sikapnya terhadap isu Rusia-Ukraina, terutama mengenai penolakan mengirim persenjataan ke Kiev atau penjatuhan sanksi kepada Kremlin.
Sikap Scholz tersebut berkaitan dengan sejarah agresi Jerman di abad ke-20, di saat negara tersebut melakukan militerisasi di Eropa selama Perang Dunia II. Setelah perang itu berakhir, banyak pemimpin Jerman memandang respons militer sebagai solusi yang baru bisa diambil setelah tidak ada opsi lain.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id
