Pertemuan NATO-Rusia Dimulai, Keamanan Eropa Dipertaruhkan
Pertemuan antara delegasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Rusia dimulai di Brussels, Belgia, Rabu, 12 Januari 2021. Pertemuan akan membahas masalah seputar keamanan di benua Eropa, termasuk situasi di dalam dan sekitar Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengumumkan via Twitter bahwa “pertemuan Dewan NATO-Rusia sedang berlangsung,” dan melabelinya sebagai sebuah “momen kritis bagi keamanan Eropa.”
“Saat ketegangan sedang tinggi, merupakan hal penting bagi kita semua untuk duduk di meja yang sama dan mengutarakan kekhawatiran masing-masing,” ungkap Stoltenberg, dilansir dari Anadolu Agency.
Ini merupakan kali pertamanya jajaran delegasi negara-negara NATO dan Rusia bertemu dalam format resmi. Kedua kubu sudah tidak pernah bertemu lagi sejak NATO membekukan semua kerja sama praktis dengan Rusia pada 2014 karena langkah Moskow yang mencaplok Krimea dari Ukraina.
Pertemuan hari ini lebih bersifat konsultatif, dan dipandang sebagai sebuah langkah penting dalam menormalisasi hubungan NATO-Rusia. Sepanjang tahun lalu, kedua kubu bersitegang atas tuduhan espionase dan juga meningkatnya aktivitas Negeri Beruang Merah di dekat Ukraina.
Para delegasi akan membahas dua kerangka proposal jaminan keamanan yang telah diserahkan Rusia kepada NATO dan Amerika Serikat bulan lalu. Salah satu poin dalam proposal itu adalah meminta NATO untuk tidak memperluas ekspansinya ke wilayah tengah dan timur Eropa.
Pekan kemarin, Stoltenberg mengatakan bahwa setelah pertemuan jajaran menteri luar negeri NATO, blok yang dipimpinnya akan mendengarkan apa-apa saja kekhawatiran Rusia. Namun NATO juga akan mengutarakan pandangan terhadap aksi-aksi Rusia, termasuk penumpukan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.
Ia mengatakan NATO tertarik menjalani dialog jujur dengan Rusia, namun menegaskan posisinya terhadap Ukraina tidak bisa diintervensi Moskow.
Ketegangan saat ini merupakan imbas dari tuduhan AS dan NATO terhadap Rusia, yang dikhawatirkan dapat sewaktu-waktu menginvasi Ukraina. Rusia berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id