Omicron Menghantui, Beberapa Negara Persingkat Durasi Isolasi
Infeksi global covid-19 mencapai rekor tertinggi selama periode tujuh hari terakhir. Kondisi tersebut memaksa beberapa negara untuk segera bertindak.
Salah satu keputusan yang diambil oleh beberapa pemerintah adalah mempersingkat periode isolasi. Ketika varian Omicron berpacu di luar kendali dan pemerintah bergulat dengan cara menahan penyebarannya tanpa melumpuhkan ekonomi yang rapuh.
Meskipun penelitian menunjukkan Omicron kurang mematikan daripada beberapa varian sebelumnya, sejumlah besar orang yang dites positif berarti bahwa rumah sakit di beberapa negara mungkin akan segera kewalahan. Sementara sektor bisnis mungkin kesulitan untuk melanjutkan karena pekerja harus dikarantina.
Khawatir akan dampak ekonomi dari menjaga begitu banyak orang di rumah, beberapa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mempersingkat periode orang harus mengisolasi jika mereka positif covid-19 atau telah terpapar seseorang yang positif.
Spanyol mengatakan pada Rabu bahwa mereka mengurangi periode karantina untuk orang yang dites positif covid-19 menjadi tujuh hari dari 10. Sementara Italia mengatakan berencana untuk melonggarkan aturan isolasi bagi mereka yang melakukan kontak dekat dengan penderita virus korona.
Awal pekan ini otoritas kesehatan AS merilis panduan baru yang memperpendek periode isolasi untuk orang dengan infeksi yang dikonfirmasi menjadi lima hari dari 10, selama mereka tidak menunjukkan gejala.
“Delta dan Omicron sekarang menjadi ancaman kembar yang meningkatkan kasus hingga mencapai angka rekor, menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers, seperti dikutip AFP, Kamis 30 Desember 2021.
“Saya sangat prihatin bahwa Omicron, yang sangat menular dan menyebar pada saat yang sama seperti Delta, menyebabkan tsunami kasus,” imbuhnya.
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan kepada anggota parlemen Prancis melihat peningkatan “memusingkan” dalam kasus covid-19. 208.000 kasus dilaporkan dalam waktu 24 jam yang menjadi rekor nasional dan Eropa.
Pemerintah AS mengharapkan kontrak untuk 500 juta tes antigen yang dijanjikan oleh Presiden Joe Biden untuk membantu mengatasi lonjakan kasus yang akan selesai akhir minggu depan. Sementara Koordinator Respons Covid-19 Gedung Putih Jeff Zients megatakan, pengiriman untuk produsen akan dimulai pada Januari.
Hingga saat ini hampir 900.000 kasus terdeteksi rata-rata setiap hari di seluruh dunia antara 22 dan 28 Desember, dengan banyak negara mencatat rekor tertinggi baru dalam 24 jam sebelumnya, termasuk Amerika Serikat, Australia, banyak di Eropa dan Bolivia.
Inggris, Italia, Spanyol, Portugal, Yunani, Siprus, dan Malta semuanya mencatat rekor jumlah kasus baru pada Selasa, sementara jumlah rata-rata tujuh hari kasus harian baru di Amerika Serikat mencapai rekor 258.312. Puncak sebelumnya adalah 250.141, tercatat Januari lalu.
Sedangkan Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky menegaskan, meskipun ada lonjakan infeksi virus korona, kematian dan rawat inap relatif rendah.
Sementara rata-rata kasus harian tujuh hari saat ini adalah sekitar 240.400 per hari, naik 60 persen dari minggu sebelumnya Adapun tingkat rawat inap untuk periode yang sama naik hanya 14 persen menjadi sekitar 9.000 per hari selama periode yang sama.
“Kematian turun sekitar tujuh persen menjadi 1.100 per hari,” tambah Walensky.
Sejauh ini tidak jelas sampai mana penyebaran cepat Omicron dapat menghambat ekonomi AS yang tampaknya kokoh di jalur untuk mengakhiri tahun pada tingkat pertumbuhan gangbuster. Data nasional mingguan tentang klaim baru untuk tunjangan pengangguran, misalnya, tidak menunjukkan indikasi bahwa orang Amerika kehilangan pekerjaan karena naiknya Omicron dalam beberapa pekan terakhir.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id