Kebijakan Moneter Dunia Tekan Rupiah ke Rp14.367
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.367 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (17/12). Mata uang Garuda melemah 6 poin atau 0,04 persen dari Rp14.361 per dolar AS pada Kamis (16/12).
Rupiah melemah bersama won Korea Selatan minus 0,13 persen dan yen Jepang minus 0,01 persen. Sementara yuan China stagnan.
Sedangkan mata uang Asia lain berada di zona hijau. Baht Thailand menguat 0,07 persen, peso Filipina 0,07 persen, ringgit Malaysia 0,05 persen, dolar Singapura 0,01 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru berada di zona merah. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,01 persen dan poundsterling Inggris 0,03 persen.
Sisanya, dolar Kanada melemah 0,09 persen, dolar Australia minus 0,07 persen, euro Eropa minus 0,06 persen, dan franc Swiss minus 0,01 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan tertekan di kisaran Rp14.340 sampai Rp14.400 per dolar AS pada hari ini. Potensi tekanan datang dari kebijakan moneter sejumlah bank sentral di dunia.
Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) berencana menaikkan suku bunga acuan pada 2022. Begitu juga dengan bank sentral Inggris, Bank of England.
Sementara bank sentral Eropa, The European Central Bank (ECB) berencana mengurangi pembelian surat utang di pasar keuangan.
“Ini mungkin bisa memicu reposisi portofolio investasi keluar dari Indonesia. Nilai tukar rupiah berpeluang dalam tekanan terhadap dolar AS,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, rupiah juga masih dibayangi kekhawatiran dunia terhadap penyebaran covid-19 varian omicron. Apalagi, penemuan kasus-kasus pertama sudah menyebar di berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Dunia masih mewaspadai omicron karena virus ini masih baru. Ini juga memberikan tekanan ke rupiah,” pungkasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia