Varian Omicron Hambat Pemulihan Ekonomi, Harga Minyak Dunia Tergelincir
Harga minyak berjangka kembali merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Kondisi ini memperpanjang penurunan setelah Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan varian Omicron akan menghambat pemulihan permintaan minyak global.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari 2022 tergelincir 69 sen atau 0,9 persen menjadi USD73,70 di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari 2022 turun 56 sen atau 0,8 persen menjadi USD70,73 per barel di New York Mercantile Exchange.
Melansir Antara, Rabu, 15 Desember 2021, data AS menunjukkan harga-harga produsen di level tertinggi 11 tahun memperkuat ekspektasi pasar tentang pengurangan stimulus yang lebih cepat oleh The Fed. Hal ini mendukung kenaikan mata uang Dolar AS dan membebani harga minyak, yang biasanya bergerak terbalik.
Dolar AS bertahan di dekat level tertinggi satu minggu pada Selasa, 14 Desember 2021 terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, didukung oleh data harga-harga produsen.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan varian Omicron menyebar pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya mendorong pasar bergerak lebih rendah.
“Lonjakan kasus baru covid-19 diperkirakan akan memperlambat sementara, pemulihan permintaan minyak yang sedang berlangsung,” kata IEA yang berbasis di Paris dalam laporan minyak bulanannya.
IEA menurunkan perkiraan untuk permintaan minyak tahun ini dan berikutnya masing-masing sebesar 100 ribu barel per hari (bph). Sebagian besar karena perkiraan pukulan terhadap penggunaan bahan bakar jet dari pembatasan baru perjalanan
Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas perkiraan pertumbuhan negara-negara berkembang Asia untuk tahun ini dan selanjutnya untuk mencerminkan risiko dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh varian tersebut, yang juga dapat menghambat permintaan minyak.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan perkiraan permintaan minyak dunia untuk kuartal pertama 2022 dan tetap pada garis waktu untuk kembali ke tingkat penggunaan minyak sebelum pandemi, dengan mengatakan bahwa dampak varian Omicron akan ringan dan singkat.
OPEC+, yang mencakup OPEC dan produsen lainnya termasuk Rusia, berencana untuk meningkatkan pasokan setiap bulan sebesar 400 ribu barel per hari (bph) setelah memangkas produksi secara tajam tahun lalu. Sementara itu, produksi di cekungan serpih AS terbesar diperkirakan akan melonjak ke rekor tertinggi pada Januari, menurut perkiraan dari Badan Informasi Energi AS (EIA).
Sumber : medcom.id
Gambar : Pasardana