BoJ: Pemulihan Ekonomi Jepang Hadapi Ketidakpastian
Deputi Gubernur Bank of Japan (BoJ) Masayoshi Amamiya mengatakan ekonomi Jepang kemungkinan menunjukkan pemulihan yang lebih jelas pada paruh kedua tahun depan. Meski demikian, ada ketidakpastian besar atas prospek tersebut termasuk akibat penyebaran varian covid-19 baru yang bernama Omicron.
Amamiya mengatakan pada konferensi pers, dia belum memutuskan apakah BoJ akan mengakhiri atau memperpanjang berbagai program pendanaan bantuan pandemi ketika program tersebut berakhir pada Maret 2022.
“Kami akan mencermati perkembangan pendanaan perusahaan dan transmisi keuangan, termasuk survei BoJ Desember, dalam mencapai keputusan,” kata Amamiya, dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 9 Desember 2021.
Sementara itu, ekonomi Jepang menyusut sedikit lebih cepat dari yang dilaporkan pada kuartal ketiga tahun ini. Kondisi itu karena adanya kenaikan tajam dalam kasus covid-19 lokal yang imbasnya memukul konsumsi swasta dengan kekurangan pasokan cip global melukai sentimen perusahaan.
Kontraksi yang lebih dalam merupakan kemunduran bagi pembuat kebijakan yang berharap pengurangan kekurangan pasokan dan pelonggaran pembatasan pandemi akan mendukung pemulihan di ekonomi terbesar ketiga dunia pada kuartal ini.
Ekonomi Jepang turun
Data Kantor Kabinet Jepang yang direvisi menunjukkan ekonomi Jepang turun 3,6 persen secara tahunan pada Juli-September atau lebih buruk dari pembacaan awal kontraksi tiga persen. Data, yang lebih buruk dari perkiraan median ekonom untuk penurunan 3,1 persen, sama dengan kontraksi kuartal-ke-kuartal 0,9 persen dari kuartal sebelumnya.
“Ini menegaskan kondisi ekonomi stagnan pada kuartal Juli-September. Pertumbuhan menjadi negatif karena kebangkitan virus korona,” kata Kepala Ekonom Itochu Economic Research Institute Atsushi Takeda.
Penurunan yang lebih cepat terutama disebabkan oleh penurunan yang lebih besar dalam konsumsi swasta, yang menghasilkan lebih dari setengah produk domestik bruto, dan menyusut 1,3 persen dari tiga bulan sebelumnya, lebih buruk dari perkiraan awal penurunan 1,1 persen.
Sumber : medcom.id
Gambar : CNBC Indonesia