Harga Minyak Reli usai Kekhawatiran Omicron Reda
Harga minyak kembali menguat pada perdagangan Selasa (7/12), waktu Amerika Serikat (AS). Kenaikan harga terjadi berkat meredanya kekhawatiran dampak varian covid-19 omicron terhadap permintaan.
Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari menguat 3,2 persen ke US$75,44 per barel. Sehari sebelumnya, Brent melesat 4,6 persen.
Penguatan juga terjadi pada harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Januari sebesar 3,7 persen ke US$72,05 per barel usai menguat 4,9 persen sehari sebelumnya.
Pekan lalu, harga minyak mentah anjlok karena kekhawatiran vaksin kurang efektif melawan varian omicron. Apabila kasus kembali merebak, negara-negara bisa kembali mengunci wilayahnya dan berimbas negatif pada permintaan bahan bakar.
Namun, Sabtu lalu, seorang pejabat kesehatan Afrika Selatan melaporkan kasus omicron di sana hanya menunjukkan gejala ringan. Pejabat tinggi penyakit menular AS Anthony Fauci juga melihat tidak ada “tingkat keparahan yang besar” dari varian itu.
“Pasar oversold sebagai reaksi spontan terhadap Omicron dan potensi penyebarannya serta dampaknya pada pembatasan perjalanan,” kata Direktur Riset Pasar Tradition Energy Gary Cunningham seperti dilansir Antara, Rabu (8/12).
Cunningham menambahkan pasar kembali ke ekspektasi permintaan yang kuat selama 6-12 bulan ke depan.
“Pasar mulai menanggapi varian ini dengan tenang,” kata Analis Kpler Matt Smith.
Penguatan harga minyak juga terjadi usai eksportir utama dunia, Arab Saudi menaikkan harga minyak mentah bulanan pada Minggu (5/12) lalu.
Harga minyak juga naik karena pembicaraan nuklir tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran menemukan hambatan. Awal peka ini, Jerman mendesak Iran untuk menyajikan proposal yang realistis dalam pembicaraan mengenai program nuklirnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia