Pemulihan Ekonomi Tetap Berlanjut Meski PMI Manufaktur Turun
Angka Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur dinilai masih menggambarkan kondisi bisnis yang terus mengalami pemulihan seiring semakin terkendalinya pandemi. PMI Manufaktur pada November 2021 tetap melanjutkan ekspansi di tingkat 53,9, meskipun sedikit menurun dari level 57,2 pada Oktober.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, angka PMI Manufaktur ini menunjukkan langkah pengendalian pandemi semakin membuahkan hasil. Ke depan, pemerintah akan tetap mewaspadai dan mengantisipasi dinamika perkembangan pandemi.
“Upaya pengendalian akan terus dilanjutkan agar pemulihan ekonomi, khususnya sektor manufaktur dapat semakin kuat dan konsisten,” kata dia dalam keterangan resminya, Kamis, 2 Desember 2021.
Ia menambahkan, output dan permintaan baru mengalami ekspansi tiga bulan berturut-turut, meskipun sedikit melambat. Permintaan tenaga kerja juga meningkat seiring ekspansi dari produksi. Namun, masih terjadi akumulasi penumpukan pekerjaan akibat peningkatan permintaan serta kendala pengiriman.
“Selanjutnya, aktivitas pembelian mencatatkan peningkatan sehingga meningkatkan stok pembelian. Hal yang sama terlihat pada stok hasil produksi yang meningkat, sebagai akibat peningkatan produksi dan penundaan pengiriman,” ungkapnya.
Febrio mengingatkan hal yang perlu dicermati adalah harga input produksi meningkat dengan laju inflasi yang tercepat dalam delapan tahun terakhir didorong oleh kenaikan harga material dan biaya transportasi seiring terbatasnya pasokan. Pasalnya kondisi ini dikhawatirkan bisa mendorong kenaikan harga pada konsumen.
“Hal ini menggambarkan adanya tekanan harga di tingkat produsen yang kemudian sebagian dibebankan ke konsumen yang mendorong naiknya harga di tingkat konsumen,” pungkas dia.
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id