Tak Terbendung, Rekor IHSG Pecah Lagi!
Mengawali perdagangan pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,17% ke level 6.731,52 setelah ditutup menguat dan tembus level tertinggi sepanjang sejarah akhir pekan lalu (19/11).
Pada 09.05 WIB, IHSG mengalami koreksi sebesar 0,22% ke level 6.736,21 dan asing pun membukukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 6,94 miliar. Net sell asing terbilang kecil di saat IHSG kembali sentuh all time high baru.
Saham yang banyak dikoleksi asing di awal perdagangan adalah saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 41,6 miliar dan Rp 11,9 miliar.
Sedangkan saham yang banyak dilepas asing adalah saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan net sell masing-masing sebesar Rp 55,2 miliar dan Rp 10,4 miliar.
Sebenarnya ada beberapa sentimen negatif yang mewarnai perdagangan hari ini. Berita negatif yang datang dari Eropa dan tak kompaknya saham-saham di Bursa New York tentu saja menjadi kekhawatiran tersendiri bagi bursa saham Asia yang akan buka hari ini, Senin (22/11/2021).
Indeks Dow Jones ambles 0,75%, indeks S&P 500 melemah 0,14% pada Jumat (19/11). Namun saham-saham teknologi masih berhasil finish di zona hijau dengan apresiasi sebesar 0,4%.
Data ritel AS yang memuaskan dan juga didorong oleh data tenaga kerja yang terus membaik masih membuat selera investor terhadap aset-aset berisiko belum pudar, meskipun dari sisi inflasi juga masih terus dipantau karena dikhawatirkan bakal terus meningkat ke depan.
Hanya saja kabar buruk dari Eropa terkait dari kenaikan kasus Covid-19 kembali menghantui pasar keuangan global.
Dari Eropa, kasus Covid-19 melonjak puluhan kali lipat dan membuat pemerintah di berbagai negara kembali mengambil tindakan tegas.
Austria menjadi sorotan dunia setelah memilih kembali mengimplementasikan karantina wilayah (lockdown) berskala nasional. Sementara itu Jerman memilih untuk membatasi mobilitas masyarakat yang belum divaksinasi.
Kecemasan akan kembalinya lockdown berskala global juga merembet ke pasar komoditas. Harga kontrak futures minyak mentah pun ambrol ke level di bawah US$ 80/barel.
Untuk kontrak Brent sendiri ditutup di US$ 78,89/barel setelah melemah 3,85% sepekan. Sedangkan untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI) jatuh lebih dalam dengan koreksi sebesar 5,91% ke level US$ 76,1/barel.
Dari dalam negeri, pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia sudah terkendali. Namun pemerintah mengantisipasi kembali terjadinya lonjakan di akhir tahun ini. Oleh karena itu pemerintah rencananya akan menerapkan PPKM level 3 di seluruh wilayah Indonesia mulai 24 Desember hingga 2 Januari.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan kemungkinan besar akan mengumumkan ketentuan PPKM level 3, 22 November.
Muhadjir menegaskan bahwa kebijakan PPKM level 3 yang akan diterapkan menjelang akhir tahun itu sedikit berbeda dengan kebijakan PPKM level 3 yang diterapkan saat ini.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Suara.com