Rupiah Menguat ke Rp14.300 di Tengah Kenaikan Harga Energi
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.300 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (4/10). Mata uang Garuda menguat 7 poin atau 0,05 persen dibandingkan Rp14.307 per dolar AS pada Jumat (1/10).
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya. Won Korea Selatan menguat 0,45 prsen, yuan China 0,4 persen, peso Filipina 0,13 persen, ringgit Malaysia 0,09 persen, dan yen Jepang 0,04 persen.
Sementara, dolar Singapura melemah 0,02 persen, baht Thailand minus 0,02 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen.
Mata uang utama negara maju juga bergerak variasi. Franc Swiss menguat 0,08 persen, euro Eropa 0,05 persen, dan dolar Kanada 0,01 persen.
Namun, dolar Australia stagnan. Sedangkan, rubel melemah 0,1 persen dan poundsterling Inggris minus 0,03 persen.
Kendati menguat, namun Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan berbalik melemah di kisaran Rp14.290 sampai Rp14.350 per dolar AS pada hari ini.
Potensi pelemahan rupiah berasal dari penantian pasar terhadap kebijakan tapering atau pengurangan likuiditas dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Selain itu, ada kenaikan harga energi dan kasus covid-19 di tingkat global. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi perekonomian dunia karena sudah menekan pertumbuhan manufaktur China.
“Ini bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi global, yang akan menekan rupiah,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : IDN Times