Mensos Minta Kesiagaan Hadapi Potensi Tsunami di Pacitan

Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta agar prediksi bencana yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diperhatikan dengan sungguh-sungguh, termasuk terkait potensi ancaman tsunami di pantai Selatan Jawa.

Pada rapat koordinasi virtual dengan Pemerintah Kabupaten Pacitan pada Rabu (28/7), Risma menyampaikan tiga pesan agar bersiaga menghadapi potensi tsunami. Pesan itu mencakup sistem peringatan dini, yakni dengan pengawasan pantai melalui alarm yang akan mengingatkan warga di sekitar apabila ada indikasi bahaya gempa dan tsunami.

Kedua, menyiapkan upaya penyelamatan diri. Hal ini terkait sarana prasarana dan aksesibilitas bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri secepatnya ketika terjadi bencana.

Risma mengatakan, rambu-rambu petunjuk evakuasi dan jalur evakuasi perlu diperbanyak dan disediakan di tempat-tempat yang banyak dikunjungi orang. Jembatan menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang terputus juga harus diperbaiki.

“Untuk teman-teman Tagana (Taruna Siaga Bencana), saya minta untuk bantu pemetaan evakuasi, hambatannya apa, serta aksesnya seperti apa,” kata Risma.

Ketiga, penggunaan kearifan lokal. Menurut Risma, kearifan lokal yang sudah ada sejak lama dapat digunakan karena sudah teruji, misalnya seperti tsunami yang terjadi di Aceh yang turut dirasakan sampai Kabupaten Sumeulue.

“Di sana waktu saya lihat korban yang jatuh tidak banyak. Ternyata ada kearifan lokal seperti bangunan-bangunan rumah yang berupa kayu gitu semacam tahan gempa. Masyarakat (secara turun temurun) juga bisa membedakan gempa yang berpotensi tsunami dan mereka segera lari ke atas bukit. Hal-hal seperti itu yang bisa kita gali,” papar Risma.

Sementara terkait pembangunan shelter atau tempat mengungsi sementara, Risma menyatakan akan berdiskusi dengan pihak terkait seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Ditegaskan, peringatan BMKG yang diberikan berulang kali merupakan hasil analisa dan penelitian para ahli kebencanaan. Risma mendorong sosialisasi terus dilakukan.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Pacitan merupakan salah satu kawasan di garis pantai selatan pulau Jawa yang berpotensi mengalami gempa tsunami.

“Diperkirakan potensi tsunami dapat terjadi dengan ketinggian gelombang hingga 18 meter dengan waktu tiba sekitar 26 menit setelah terjadi gempa bumi,” kata Rahmat.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *