PDB Singapura Meroket 14% Lebih, Dolarnya Balik Arah!

Nilai tukar dolar Singapura merosot melawan rupiah dalam 2 hari terakhir, tetapi pada perdagangan Rabu (14/7/2021) berbalik menguat. Penyebabnya, perekonomian Singapura yang meroket di kuartal II-2021.

Pada pukul 9:43 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.683,73, dolar Singapura menguat 0,14% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di awal pekan, Mata Uang Negeri Merlion ini melemah 0,27%, dan kemarin 0,44% hingga mendekati level terendah dalam satu bulan terakhir.

Kementerian Industri dan Perdagangan Singapura pagi ini melaporkan produk domestik bruto] (PDB) kuartal II-2021, tumbuh 14,3% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). PDB tersebut sedikit lebih tinggi dari hasil survei Reuters terhadap para ekonom yang memprediksi pertumbuhan 14,2% YoY.

Namun, jika dibandingkan dengan kuartal I-2021, ekonomi Singapura berkontraksi 2%.

Singapura mengalami sedikit kemunduran di kuartal II-2021 akibat kenaikan kasus penyakit virus corona (Covid-19), dan memaksa pemerintahnya melakukan pengetatan pembatasan sosial di awal Mei. Pengetatan tersebut mulai dilonggarkan lagi secara bertahan sejak bulan lalu.

Singapura menjadi negara Asia Tenggara yang paling banyak melakukan vaksinasi terhadap warganya. Lebih dari 70% dari total populasi Singapura sekitar 5,69 juta jiwa sudah mendapat satu kali vaksinasi, dan 41% sudah mendapat vaksinasi penuh.

Singapura kini tengah menyiapkan roadmap yang akan memberlakukan Covid-19 sebagai penyakit flu biasa.

Jika dianggap sebagai flu biasa, tentunya aktivitas warganya akan kembali normal, roda bisnis bisa berputar dengan kencang, dan perekonomian tentunya akan semakin tumbuh tinggi.

“Sudah 18 bulan sejak pandemi dimulai dan orang-orang kami lelah berperang. Semua bertanya: Kapan dan bagaimana pandemi akan berakhir?” ujar Menteri Perdagangan dan Industri Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Lawrence Wong dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung dalam sebuah pernyataan pers, akhir Juni lalu.

“Kabar buruknya adalah Covid-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah mungkin untuk hidup normal dengannya di tengah-tengah kita.”

Menurut mereka, kemungkinan sakit parah akibat flu sangat rendah, sehingga bisa tetap beraktivitas, tentunya dengan syarat sudah melakukan vaksinasi.

“Kemungkinan sakit parah karena flu sangat rendah, jadi kita bisa hidup dengan itu. Masyarakat bisa tetap beraktivitas meski sedang musim flu, tentunya dengan bekal vaksinasi.

“Oleh karena itu, kita bisa melakukan hal yang sama untuk Covid-19. Kita tidak akan bisa memusnahkannya, tetapi kita bisa mengubah pandemi menjadi lebih tidak menakutkan. Seperti flu, penyakit mulut dan kuku, atau cacar air, kita tetap bisa hidup normal.

“Inilah rencana kami dalam beberapa bulan ke depan, kami sudah punya rencana. Vaksinasi adalah kunci pertama,” papar mereka.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *